JAKARTA - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan angkat bicara soal pembentukan dan pemegang saham holding BUMN Baterai atau Indonesia Battery Corporation (IBC).
Dahlan Iskan mengatakan, keputusan pemerintah menetapkan empat perusahaan besar sebagai pemegang saham IBC akan menyulitkan proses pengambilan keputusan. Menurut dia, akan lebih fleksibel jika pemegang sahamnya hanya satu saja.
"Pada awalnya saya mengira bahwa pemegang saham IBC itu Pertamina saja atau PLN aja, tetapi ternyata diputuskan sangat kompak 4 perusahaan. Saya bisa membayangkan alangkah rumitnya pengambilan keputusannya apalagi untuk mencari partner harus mendapatkan persetujuan para pemegang saham dan seterusnya." ujarnya dalam diskusi panel secara virtual, Kamis (20/5/2021).
Baca Juga: Antam Bakal Suplai Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik
Dahlan mengungkapkan pengalamannya ketika pengambilan keputusan dalam proyek pemanfaatan energi panas bumi atau geothermal antara PLN dan Pertamina.
"Sampai waktu itu saya mengkarantina Dirut PLN dan Pertamina harus di satu kamar berdua dan tidak boleh keluar sampai mengambil keputusan. Saya tidak bisa membayangkan betapa sulitnya manajemen direksi dan komisaris untuk bisa segera ambil keputusan dengan 4 perusahaan," ungkapnya.
Menurut dia, pengambilan keputusan cepat sangat penting apalagi terkait teknologi baterai yang dinamis bisa berubah dalam waktu singkat.
"Saya bisa memahami alangkah sulitnya IBC nanti mengambil keputusan teknologi apa yang akan dipakai dan akan diproduksi. Katakan hari ini kita ambil keputusan. Pabriknya paling cepat baru jadi 3 tahun dan dalam jangka waktu tersebut jangan-jangan sudah ada teknologi baru yang lebih maju," tuturnya.