JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk mengalami guncangan karena situasi pandemi Covid-19 membuat penumpang pesawat menurun drastis. Hal ini pun berdampak pada kondisi keuangan perusahaan tersebut.
Sehingga perusahaan harus melakukan langkah penyesuaian aspek supply dan demand di tengah penurunan kinerja operasi imbas penurunan trafik penerbangan yang terjadi secara signifikan, salah satunya adalah menawarkan pensiun dini kepada para karyawannya.
Selengkapnya, simak beberapa fakta yang telah dirangkum Okezone, Sabtu (29/5/2021).
1. Tawarkan pensiun dini, ini alasan Dirut Garuda
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan alasan Garuda Indonesia menawarkan program pensiun dini kepada karyawannya. Menurutnya, di tengah situasi pandemi yang masih terus berlangsung, mengharuskan perusahaan melakukan langkah penyesuaian aspek supply dan demand di tengah penurunan kinerja operasi imbas penurunan trafik penerbangan yang terjadi secara signifikan.
Baca Juga: Jurus Erick Thohir Selamatkan Garuda Indonesia dari Kebangkrutan
"Perlu kiranya kami sampaikan bahwa program pensiun dipercepat ini ditawarkan secara sukarela terhadap karyawan yang telah memenuhi kriteria," ujar Irfan dalam keterangannya, Jumat (21/5/2021).
2. Pendapatan Garuda turun 68% dan rugi Rp15 triliun
Emiten dengan kode GIAA itu terakhir kali menyampaikan laporan keuangan kuartal III-2021 yang berakhir September. Sepanjang Januari-September 2021, perseroan membukukan pendapatan usaha USD1,14 miliar atau setara Rp16 triliun turun 68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD3,54 miliar dolar AS.
Penurunan pendapatan terjadi pada penumpang dan kargo. Pendapatan dari penumpang turun 71% menjadi USD736 juta dan kargo turun 26% menjadi USD180 juta. Pendapatan Garuda dari penerbangan charter naik hampir 4 kali lipat menjadi USD47 juta. Sementara dari haji turun 100% alias 0 dari sebelumnya USD294 juta.
Baca Juga: BPKP Review 4 Opsi Penyelamatan Garuda yang Disiapkan Erick Thohir
Garuda mencatatkan rugi bersih USD1,07 miliar atau Rp15 triliun. Padahal pada periode yang sama 2019, perseroan membukukan laba bersih USD122 juta.
3. Saham Garuda melonjak turun, akibat kondisi keuangan
Saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tertekan pada perdagangan Selasa (25/5/2021). Saham Garuda anjlok 18 poin atau 6,12% ke level Rp276 per lembar saham.
Pada perdagangan Senin, 24 Mei 2021, saham Garuda ditutup di level Rp294 atau melemah 22,00 poin atau 6,96% dari sebelumnya Rp316. Sementara posisi yang lebih lemah ada di level 290,00 pada 29 Januari 2020 lalu. Sepanjang tahun 2021 ini, saham GIAA merosot 21,39%
4. 4 Jurus Erick Thohir selamatkan Garuda, melalui benchmarking
Menteri BUMN Erick Thohir menyiapkan empat opsi untuk selamatkan PT Garuda Indonesia (Persero). Dari keempat opsi, dua di antaranya, restrukturisasi kinerja keuangan atau melikuidasi maskapai penerbangan pelat merah.