JAKARTA - Kenaikan harga kedelai impor berlangsung sejak Ramadhan hingga dua pekan setelah Lebaran. Hingga saat ini harga kedelai belum ada tanda-tanda menurun.
Sebelumnya, hampir setiap rumah di kampung tersebut memproduksi tahu dan tempe. Namun kini tinggal tujuh rumah dan itupun hanya memproduksi setengahnya.
Dampak kenaikan harga ini, pengrajin tempe harus mengurangi ukuran tempe yang biasanya satu kilogram, menjadi sepuluh bungkus saja agar bisa tetap produksi dan memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Mereka pun tetap mematok harga tempe dengan normal yaitu Rp2.000. Harga tempe per buahnya belum mengalami kenaikan karena pengrajin takut sepi ditinggal pelanggan.
"Kenaikan harga kedelai tertinggi yaitu dari Rp8.000 sampai Rp11.000," kata Mohammad Hadi.
Baca Selengkapnya: Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tahu-Tempe Perkecil Ukuran demi Bertahan dan Raup Untung
(Kurniasih Miftakhul Jannah)