BANDUNG – Harga kedelai yang melambung tinggi menyulitkan para pengrajin tahu dan tempe. Imbasnya, ada pengrajin yang memilih menghentikan produksi hingga menaikkan harga jual tahu tempe.
Untuk mengatasi mahalnya harga kedelai, Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) meminta pemerintah mengatur perdagangan kedelai, dengan mengizinkan Bulog atau koperasi Kopti melakukan improtasi kedelai. Saat ini, importasi kedelai murni dilakukan pihak swasta, sehingga terjadi fluktuasi harga.
Baca Juga: Harga Kedelai Mahal, Ukuran Tahu-Tempe Jadi Mengecil
"Pemerintah harus memperbaiki perdagangan kedelai ini, dengan mengatur kuota impor. Misalnya 70% oleh swasta dan 30% oleh pemerintah atau kami," kata Sekjen Kopti Hugo Siswaya, Senin (31/5/2021).
Menurut dia, pemerintah dalam hal ini bisa menunjuk Perum Bulog untuk mengelola kuota impor kedelai. Harga kedelai Bulog nantinya berfungsi untuk mengontrol harga di pasaran, layaknya komoditas lainnya seperti beras dan gula pasir.
Baca Juga: Tahu-Tempe Mengecil dan Hilang di Pasar Gegara Mahalnya Harga Kedelai
"Sekarang kan kuota impor kedelai di pegang swasta semua, jadi kami sekarang posisinya hanya menunggu kebaikan hati importir agar harga kedelai bisa kembali terjangkau," beber dia.