JAKARTA – Kementerian Perdagangan secara konsisten memantau pergerakan harga kedelai. Tingginya harga kedelai pun mengakibatkan kenaikan harga tahu dan tempe.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan mengatakan, penyesuaian harga tahu dan tempe diharapkan mampu menjaga semangat pengrajin untuk terus berproduksi di tengah tingginya harga kedelai dunia guna konsumsi masyarakat sebagai pilihan sumber protein.
Baca Juga: Harga Tahu dan Tempe Naik 15% meski Harga Kedelai Turun, Kok Bisa?
“Kemendag konsisten memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia, baik ketika terjadi penurunan ataupun kenaikan harga. Tujuannya, untuk memastikan harga kedelai di pasar serta di tingkat pengrajin tahu dan tempe berada di tingkat yang wajar,” ungkap Oke di Jakarta, (4/6/2021).
Oke mengakui bahwa akan ada penyesuaian harga kedelai impor. Hal itu disebabkan komoditas kedelai asal Amerika Serikat masih belum memasuki masa panen sehingga berdampak pada tingginya harga kedelai dunia sampai dengan saat ini.
Baca Juga: Harga Mahal, Pengrajin Tempe Tahu Minta Bulog Impor Kedelai
“Para importir yang memiliki stok kedelai saya harap bisa terus memasok kedelai secara rutin kepada pengrajin tahu dan tempe. Termasuk kepada anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Puskopti provinsi maupun Kopti Kabupaten/Kota seluruh Indonesia dengan harga kedelai terjangkau” imbuhnya.