Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bumi Resources Lunasi Utang USD365 Juta

Agregasi Harian Neraca , Jurnalis-Senin, 12 Juli 2021 |13:22 WIB
Bumi Resources Lunasi Utang USD365 Juta
Bumi Resources Lunasi Utang (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memproses pembayaran cicilan utang ke-14 sebesar USD23,3 juta melalui agen fasilitas pada tanggal 9 Juli 2021 yang mewakili pinjaman pokok sebesar USD15,9 juta dan bunga sebesar USD7,4 juta untuk Tranche A.

Direktur BUMI Dileep Srivastava mengatakan, dengan dilakukannya pembayaran triwulanan ke-14 ini, perseroan saat ini telah membayar keseluruhan sebesar USD365 juta secara tunai.

Baca Juga: Induk Usaha HM Sampoerna Akuisisi Produsen Obat Rp12 Triliun

“Rincinya, pokok tranche A sebesar USD211,7 juta dan bunga sebesar USD153,3 juta, termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar (back interest),” ujarnya.

Dirinya menambahkan, pembayaran berikutnya atas tranche A akan jatuh tempo pada Oktober 2021. Sedangkan kupon PIK dari tanggal 11 April 2018 hingga 9 Juli 2021 atas tranche B dan C juga sudah mulai dikapitalisasi. Sementara Direktur Bumi Resources, Andrew C Beckham mengatakan, perseroan masih memiliki kemampuan pelunasan utang yang baik pada 2021. Pada kuartal IV-2020, harga batu bara sudah menunjukkan tren kenaikan, setelah beberapa kuartal sebelumnya berturut-turut melemah akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga:  Peningkatan Perlindungan Investor Melalui Efek dalam Pemantauan Khusus

Adapun hingga kuartal I-2021, Bumi Resources mampu menekan rugi bersih menjadi sebesar USD11,67 juta dari USD35,09 juta pada kuartal I-2020. Penurunan rugi bersih ini dipengaruhi oleh peningkatan laba sebelum pajak menjadi USD85,9 juta dari USD10,9 juta. Perseroan berharap dapat peningkatan produksi dapat terjadi di kuartal III-2021.

Untuk tahun ini, BUMI menargetkan produksi mencapai 85 juta ton hingga 90 juta ton. Target ini lebih tinggi ketimbang realisasi tahun lalu yang sebesar 81,5 juta ton. Dengan kondisi ini, perseroan mengharapkan kinerja dapat tetap terjaga di kuartal III-2021. Selain faktor harga komoditas juga turut mengantisipasi dampak cuaca.

Lebih lanjut, di tengah situasi pandemi BUMI berupaya mencapai produksi yang mendekati situasi normal dengan tetap memperhatikan kesehatan dan keselamatan para pekerja. Sepanjang 2020 pun perusahaan mampu menjaga produksi agak tidak anjlok meski pandemi Covid-19 menghantam.”Kaltim Prima Coal dan Arutmin tetap berproduksi normal sehingga salesnya tidak jatuh, di sisi lain kami juga serius mencegah Covid-19 di site. Sambil kami menjaga produksi, sehingga tahun ini produksinya 85-90 juta ton," ujarnya.

Saat ini permintaan pasar dan harga batu bara sedang berada si posisi yang tinggi. Permintaan batu bara China, India, Jepang, dan beberapa Asia lainnya pun membaik."Yang kami utamakan tetap Indonesia, kemudian baru China dan India. Termasuk Jepang, Korea, Filipina, Hong Kong, Taiwan. Indonesia tetap prioritas utama, jadi domestik dulu, barulah ekspor," katanya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement