Ke rumah produksi ini Sukardi membawa pelepah pinang yang sudah kering dan siap untuk dijadikan piring. Ditaruhnya pelepah di tempat yang sudah ditentukan dalam mesin pres dan kemudian mengoperasikan alat pres dan tidak sampai satu menit, piring yang diinginkan sudah terbentuk dan selanjutnya merapikan pinggiran dan piring pun sudah jadi.
Sukardi takjub memandangi piring yang baru saja dihasilkannya. Piring kemudian dibolak-balik, seolah mengagumi produk yang baru dihasilkannya. Selanjutnya kembali memasukkan pelepah dan menekan tuas untuk mencetak piring dan akhirnya dalam waktu satu jam mampu memproduksi 50 piring pelepah pinang.
Aktivitas inilah yang kini menjadi harapan baru bagi KUPS Lojo Kleppaa. Sinar Wajo dan KUPS Mitra Madani Sungai Beras, Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Di tengah upaya warga desa untuk memulihkan ekonomi mereka pasca hantaman pandemi covid yang membuat harga produksi perkebunan berjatuhan, termasuk pinang.
"Harga pinang tidak stabil, kami cukup kesulitan untuk mencari harga yang baik, kami harus mencari peluang baru untungnya ada mesin pengolah pelepah ini sehingga ada nilai tambahnya lagi dari menanam pinang," kata Sukardi.
Pelepah pinang merupakan potensi yang belum banyak diketahui para petani pinang di Provinsi Jambi. Padahal dengan luas kebun 20.694 Ha lahan perkebunan pinang berdasarkan data BPS 2018 membuat ketersediaan bahan baku untuk membuat piring tersebut sangat berlimpah.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)