Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

4 Sumber Duit Taliban, dari Pajak hingga 'Harta Karun' di Perut Bumi

4 Sumber Duit Taliban, dari Pajak hingga 'Harta Karun' di Perut Bumi
Taliban Rebut Kabul. (Foto: Okezone.com/Reuters)
A
A
A

Pendapatan tahunan Taliban dari perdagangan narkoba ini berkisar antara USD100 juta-USD400 juta (Rp1,4 triliun - Rp5,6 triliun).

Pendapatan yang didulang dari perdagangan narkoba ini merupakan 60% dari penghasilan tahunan Taliban, menurut Komandan Pasukan AS, Jenderal John Nicholson, dalam laporan khusus pada 2018.

Namun, beberapa pakar menilai jumlah tersebut adalah estimasi yang terlampau besar.

Taliban kerap membantah keterlibatan mereka dalam industri narkoba . Bahkan, mereka mengeklaim melarang penanaman opium saat berkuasa pada 2000 lalu.

3. Memperluas penguasaan wilayah

Jaringan keuangan Taliban lebih dari sekadar menerapkan pajak terhadap bisnis opium.

Dalam sebuah surat terbuka pada 2018, Taliban memperingatkan para pedagang Afghanistan untuk membayar pajak sejumlah barang termasuk bahan bakar dan material bangunan selagi bepergian ke wilayah yang dikuasai kelompok itu.

Setelah mengusir pemerintah Afghanistan, Taliban kini menguasai semua rute utama perdagangan serta pintu perbatasan di negara itu sehingga menciptakan sumber pemasukan dari impor dan ekspor.

Selama dua dekade terakhir, sebagian dana negara-negara Barat secara tidak sengaja masuk ke kantung Taliban.

Pertama, Taliban memakai proyek-proyek pembangunan dan infrastruktur termasuk jalan, sekolah, dan klinik yang sebagian besar didanai negara-negara Barat.

Kedua, Taliban ditengarai mendapat puluhan juta dolar setiap tahun dari pajak terhadap supir-supir truk pemasok keperluan pasukan internasional yang ditempatkan di berbagai wilayah di Afghanistan.

Taliban juga diduga mendapat uang dalam jumlah besar dari jasa yang disediakan pemerintah Afghanistan.

Direktur perusahaan listrik Afghanistan mengatakan kepada BBC pada 2018 bahwa Taliban mendapat lebih dari USD2 juta setahun dari menagih biaya listrik kepada para pelanggan di berbagai tempat.

Lalu ada pula pemasukan yang dihasilkan dari konflik. Setiap kali Taliban merebut pos militer atau pusat kota, mereka mengambil semua uang, senjata api, mobil, dan kendaraan lapis baja.

4. Pertambangan

Afghanistan kaya akan mineral dan batu mulia. Sebagian besar harta kekayaan di perut bumi itu belum ditambang akibat konflik berkepanjangan.

Industri pertambangan di Afghanistan ditaksir bernilai USD1 miliar (Rp14,3 triliun) per tahun, menurut para pejabat pemerintah Afghanistan.

Batuan lapis yang kerap digunakan untuk perhiasan adalah salah satu jenis batu yang ditambang di Afghanistan. Sebagian besar pertambangan yang ada di Afghanistan saat ini berskala kecil dan dilakukan secara ilegal.

Taliban telah mengambil alih tambang-tambang tersebut serta memeras para operator tambang, baik yang legal maupun ilegal.

Dalam laporan tahunan pada 2014 lalu, Tim Pengawasan Sanksi dan Dukungan Analisis PBB menyatakan Taliban menerima lebih dari USD10 juta setiap tahun dari 20 hingga 30 operasi tambang ilegal di Provinsi Helmand.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement