JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) membukukan laba bersih pada kuartal II-2021. Pada laporan keuangan per 30 Juni 2021, Perseroan mencatatkan laba sebesar Rp86,04 miliar atau naik 306,71% dibanding 30 Juni 2020 sebesar Rp21,15 miliar.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/9/2021), perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp6,45 triliun atau turun 4,27 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,74 triliun dengan laba per saham dasar Rp14.
Adapun pendapatan Perseroan terdiri atas jasa konstruksi, EPC (Engineering, Procurement, Construction), properti dan realti, persewaan peralatan, pracetak, energi, dan pendapatan keuangan atas konstruksi aset keuangan konsesi.
Baca Juga:Â PTPP Bakal Terbitkan Surat Utang Rp2 Triliun
Jasa konstruksi menjadi penyumbang terbesar pendapatan sebesar Rp4,84 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp5,33 triliun. Kemudian, EPC tercatat Rp661,80 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp397,01 miliar, properti dan realti tercatat Rp678,43 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp818,60 miliar.
Lalu, persewaan peralatan tercatat Rp52,43 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp65,66 miliar, pracetak tercatat Rp121,22 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp88,64 miliar, energi tercatat Rp60,14 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp45,83 miliar, dan pendapatan keuangan atas konstruksi aset keuangan konsesi tercatat Rp36,13 miliar.
Baca Juga:Â PTPP Incar Proyek Strategis di Bidang EPC
Lalu, untuk pendapatan dari pihak berelasi di antaranya berasal dari Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebesar Rp279,04 miliar, PT Menara Maritim Indonesia sebesar Rp223,44 miliar, dan PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp202,54 miliar.
Pendapatan dari pihak ketiga diantaranya berasal dari BPJT-PT PP Semarang Demak sebesar Rp427,74 miliar, Pemerintah Provinsi Banten sebesar Rp249,87 miliar, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp178,08 miliar.
Perseroan juga mencatat laba atas divestasi investasi entitas asosiasi dan jangka panjang lainnya pada periode ini sebesar Rp199,13 miliar.