JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) optimis terhadap kinerja tahun ini karena membaiknya harga komoditas batu bara di pasar. Pada semester I-2021, emiten tambang batu bara ini berhasil mencatat pendapatan bersih USD1,56 miliar atau naik 15% dari semester I-2020 di USD1,36 miliar.
“Harga batu bara mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir dan dengan demikian memungkinkan ADRO membukukan profitabilitas yang baik pada periode ini,” kata Sekretaris Perusahaan ADRO, Mahardika Putranto, dikutip dari Harian Neraca di Jakarta, Rabu (8/9/2021).
Baca Juga:Â Adaro Energy Tebar Dividen USD146,8 Juta, 99% dari Laba!
Adapun, ADRO menghasilkan EBITDA operasional sebesar USD635 juta dan laba inti sebesar USD330 juta, atau masing-masing naik 36% dan 45% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Disampaikannya, posisi keuangan perseroan cukup kuat, produksi solid dan tahun ini target 52-54 juta ton. Di pasar batu bara, lanjut Mahardika, perseroan merupakan price maker sehingga penting bagi perseroan untuk menjaga cash cost.
Baca Juga:Â Adaro Energy Gelar RUPST, Bahas Apa Ya?
Maka untuk menekan cash cost terbesar yang dikeluarkan untuk biaya tambang dan bahan bakar terbesar. Ke depan, ADRO akan mengurangi penggunaan bahan bakar diesel dan menggunakan listrik dari panel surya.
Untuk 2021 ADRO tetap optimistis mencapai target produksi di 52-54 juta ton. Per kuartal III/2021, ADRO juga sudah mendapat tambahan produksi dan penjualan mencapai 13 juta ton.