JAKARTA - Empat perusahaan pengembang real estate China dihadapkan dengan utang. Selain Evergrande, ada tiga perusahaan properti lain yang mengalami nasib serupa.
Dikutip dari CNN Business, Rabu (13/10/2021), nilai saham perusahaan-perusahaan tersebut telah turun lebih dari 50%. Tenggat pembayaran utang pun jatuh pada waktu dekat ini. Untuk informasi lebih lanjut, simak rincian berikut.
1. Evergrande
Kasus gagal bayar utang Evergrande telah menggemparkan sejak bulan kemarin dan membuat khawatir banyak pihak. Dengan total utang USD300 miliar atau Rp4.290 triliun (kurs Rp14.300 per USD), Evergrande menjadi perusahaan dengan utang tertinggi.Â
Baca Juga:Â Mengintip Kota Kuno Berusia 500 Tahun Dibangun Pakai Lumpur
Pekan ini, Evergrande dilaporkan gagal menepati tenggat untuk membayar USD148 miliar atau Rp2.116,4 triliun. Ini adalah kasus gagal bayar ketiga yang mereka alami selama beberapa pekan terakhir.
Saham Evergrande pun telah menurun hingga 80% tahun ini. Nilai pasarnya bahkan kini hanya USD5 miliar atau Rp71,5 triliun dan belum dibeli sejak pekan lalu. Selain itu, muncul kabar bahwa rival perusahaan pengembang ingin membeli manajemen bisnis properti Evergrande.
2. Fantasia
Perusahaan pengembang apartemen mewah, Fantasia, pekan lalu dilaporkan gagal membayar utang USD315 juta atau Rp4,5 triliun.
Baca Juga:Â Skema Terburuk Atasi Gagal Bayar Raksasa Properti Evergrande
Utang itu terdiri dari USD206 juta (Rp2,94 triliun) pembayaran obligasi dan USD109 juta (Rp1,55 triliun) pinjaman kepada Country Garden, perusahaan pengembang terbesar kedua di China.
Saham perusahaan yang berpusat di Kota Shenzen ini pun turun hingga 60% tahun ini dengan nilai pasar USD420 juta atau Rp6 triliun.
Follow Berita Okezone di Google News