JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bicara soal kerjasama industri kreatif, ekonomi digital, dan konektivitas dalam acara Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Carribean (INA-LAC).
Menurut Retno, ekonomi kreatif memainkan peran utama dalam meningkatkan mata pencaharian dan mengurangi kemiskinan.
“Solusi inovatif adalah pendorong utama untuk mempercepat pemulihan ekonomi kita. Industri kreatif juga terbukti sangat pesat, karena telah menunjukkan pertumbuhan yang cukup besar selama pandemi,” katanya, Kamis (14/10/2021).
Baca Juga:Â Ingin Punya 25 Startup Unicorn, Jokowi Langsung Turun Tangan
Adapun Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Carribean (INA-LAC) tahun ini mengangkat tema “Indonesia and Latin America and the Caribbean Partnership: Recover Together, Recover Stronger” Sidang pleno INA-LAC Business Forum dilaksanakan pada 14 Oktober 2021.
Sesi ini akan menampilkan pejabat dari Indonesia dan Amerika Latin dan Karibia. Dalam kesempatan itu, Retno ungkapkan 3 upaya Indonesia dan Amerika Latin dan Karibia dalam memperkuat hubungan ekonomi.
Selain itu, teknologi digital dan informasi telah menjadi pendukung penting bagi kelangsungan bisnis. Ia berkata sektor ini mampu memberikan peluang dengan meningkatkan potensi kerja sama dalam perdagangan digital serta ekonomi kreatif.
Baca Juga:Â AirAsia Jadi Startup Unicorn Baru di Asean, Kok Bisa?
“Pada saat yang sama, ekonomi digital juga berkembang. Di Indonesia hal ini tercermin dengan memiliki lebih dari 2.000 start-up, termasuk 5 unicorn dan satu decacorn. McKinsey bahkan berspekulasi bahwa setidaknya 10 unicorn lagi akan muncul dalam dekade berikutnya,” tuturnya.
Langkah selanjutnya adalah memperkuat upaya untuk menghubungkan kembali ekonomi negara. Ia berkata, berbagai tindakan pembatasan telah menghambat interaksi bisnis dan pergerakan manusia.
“Kita harus membuat langkah serius menuju pembukaan kembali dengan aman perbatasan kita. Dengan maksud untuk memfasilitasi koridor perjalanan bisnis yang penting pengaturan dengan protokol kesehatan yang ketat di tempat. Dalam jangka panjang kita bisa memperluas koridor serupa menuju pariwisata tujuan,” kata Retno.
Oleh karena itu, untuk mencapai hal tersebut perlu dijajaki saling pengakuan sertifikat vaksin antara Indonesia dengan negara-negara di Amerika Latin dan Karibia.