JAKARTA - Harga minyak dunia menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Harga minyak menyentuh level tertinggi dalam tiga tahun di atas USD85 per barel.
Kenaikan harga minyak didorong oleh perkiraan defisit pasokan dalam beberapa bulan ke depan karena pelonggaran pembatasan perjalanan terkait virus corona memicu permintaan.
Minyak mentah berjangka Brent bertambah 86 sen atau 1,0% menjadi ditutup di USD84,86 per barel. Harga bulan depan, yang menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2018 di USD85,10, mencatat kenaikan mingguan 3,0%, kenaikan mingguan keenam berturut-turut.
Baca Juga: Minyak Dunia Dibanderol USD82,5/Barel, Harga BBM Naik?
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 97 sen atau 1,2%, menjadi ditutup di USD82,28 per barel. WTI melonjak 3,5% untuk minggu ini dan merupakan kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut.
Permintaan minyak telah meningkat seiring dengan pemulihan dari pandemi COVID-19, dengan dorongan lebih lanjut dari pembangkit listrik yang telah beralih dari gas dan batu bara yang mahal ke bahan bakar minyak dan solar.
Baca Juga: OPEC+ Adakan Pertemuan Bahas Cadangan Minyak
Gedung Putih mengatakan akan mencabut pembatasan perjalanan COVID-19 untuk warga negara asing yang divaksinasi penuh efektif 8 November, yang akan meningkatkan permintaan bahan bakar jet.
Sementara itu, penurunan tajam stok minyak di Amerika Serikat dan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) diperkirakan akan membuat pasokan global tetap ketat.
"Dibutuhkan tiga peristiwa untuk menggagalkan reli harga minyak ini: OPEC+ secara tak terduga meningkatkan produksi, cuaca hangat melanda Belahan Bumi Utara, dan jika pemerintahan Biden memanfaatkan cadangan minyak strategis," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.