JAKARTA - Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Bursa saham AS mixed dengan indeks S&P 500 dan Dow Jones menguat bahkan Dow Jones mencapai rekor intraday tertinggi karena investor mengincar laba kuartal ketiga yang lebih baik dari yang diperkirakan dari perusahaan-perusahaan AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 152,03 poin atau 0,43%, menjadi menetap di 35.609,34 poin. Indeks S&P 500 bertambah 16,56 poin atau 0,37%, menjadi berakhir di 4.536,19 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun tipis 7,41 poin atau 0,05%, menjadi 15.121,68 poin.
Baca Juga: Wall Street Menguat Terangkat Saham Teknologi dan Kesehatan
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor utilitas dan real estat masing-masing terangkat 1,56% dan 1,55%, memimpin kenaikan. Sementara itu, sektor teknologi tergelincir 0,29%, merupakan kelompok berkinerja terburuk dan menghentikan reli lima hari.
Sementara Nasdaq tertinggal karena saham-saham teknologi mengambil jeda, Dow Jones Industrials Average melampaui rekor sebelumnya yang dicapai pada pertengahan Agustus sebelum memangkas kenaikan selama sesi. Indeks acuan S&P 500 berada dalam jarak lima poin dari rekor awal September di puncak tertinggi untuk hari itu.
Baca Juga: Wall Street Mixed, Indeks S&P dan Nasdaq Terdorong Saham Teknologi
Indeks perawatan kesehatan S&P menguat untuk hari kedua berturut-turut dengan bantuan dari Anthem dan Abbott, yang keduanya menguat karena perkiraan keuangan yang mengesankan.
S&P telah jatuh hampir 6,0% di bawah rekornya pada 4 Oktober karena investor khawatir tentang masalah rantai pasokan, tekanan margin keuntungan, upah yang lebih tinggi dan peningkatan biaya input menjelang musim laporan laba yang dimulai minggu lalu.
Dan sementara perusahaan-perusahaan AS telah mengutip masalah rantai pasokan dan biaya yang lebih tinggi selama penjelasan laporan keuangan mereka, investor sejauh ini merasa lega karena mereka tampaknya dapat mempertahankan margin keuntungan dengan membebankan biaya kepada pelanggan, menurut Jack Janasiewicz, ahli strategi dan manajer portofolio di Natixis Investment Managers Solutions.