Sementara itu, Pemerintah juga mengembangkan infrastruktur gas bumi dengan target penyambungan jaringan pipa transmisi gas di Jawa dan Sumatera, serta penyediaan gas di wilayah-wilayah sesuai rencana RUPTL. Upaya yang dilakukan berupa pembangunan pipa gas Cirebon- Semarang sepanjang 260 km, pipa gas Dumai-Sei Mangke sepanjang 360 km dan membangun mini regas dan FSRU/FSU dan FRU.
Menurut rencana, pipa gas Cirebon-Semarang akan mulai dibangun tahun 2022. "Mulainya dari Semarang ke Batang. Nanti lanjut ke Cirebon. Kalau itu nyambung dengan pipa dari Sumatera, maka akan tersambung pipa dari Sumatera hingga Jawa Timur dan itu bisa mengurangi kekurangan gas. Misalnya, kalau gas Sumatera kurang, kita bisa kirim dari Jatim. Demikian pula sebaliknya," ungkap Tutuka.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan gas di Indonesia Timur, dilakukan dengan mini regas LNG. Di wilayah ini, gas akan digunakan sebagai pengganti diesel untuk kelistrikan.
Gas bumi juga dimanfaatkan untuk masyarakat dalam bentuk jaringan gas untuk rumah tangga (jargas). Dengan dana APBN, hingga tahun 2020, sebanyak 535.555 sambungan rumah (SR) telah terbangun di 17 provinsi, 54 kabupaten/kota.
Untuk meningkatkan jumlah SR yang terbangun, Pemerintah berencana menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) mulai 2 tahun mendatang. Dengan skema ini, diharapkan sebanyak 1 juta SR dapat terbangun tiap tahunnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)