JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina melalui anak usahanya, PT Gagas Energi Indonesia (PGN Gagas), terus memperkuat ekosistem Compressed Natural Gas (CNG) di Indonesia.
Selama hampir 13 tahun, PGN Gagas konsisten mengembangkan pemanfaatan CNG yang memiliki kadar karbon lebih rendah, efisien, dan ekonomis, sekaligus berperan dalam menekan impor liquefied petroleum gas (LPG).
Langkah ini sejalan dengan pandangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang menilai CNG memiliki potensi besar sebagai energi alternatif domestik.
Dalam acara HIPMI-Danantara Business Forum 2025 di Jakarta, (20/10/2025), Bahlil menekankan pentingnya memperluas pemanfaatan gas dalam negeri mengingat kebutuhan LPG yang masih tinggi dan sebagian besar dipenuhi dari impor karena keterbatasan pasokan bahan baku Propana (C3) dan Butana (C4).
Direktur Utama PGN Gagas Santiaji Gunawan menjelaskan bahwa CNG yang merupakan gas bumi hasil proses kompresi memiliki keunggulan dari sisi penyimpanan dan distribusi, serta telah dimanfaatkan oleh berbagai sektor seperti industri, komersial, UMKM, dan transportasi.
“Kami mendukung penuh langkah Pemerintah dalam mengembangkan beragam produk gas domestik untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Selain CNG, kami juga mengupayakan pemanfaatan Liquefied Natural Gas (LNG) agar jangkauan penggunaan gas bumi semakin luas,” ujar Santiaji.
Salah satu pengguna baru CNG adalah PT Dharma Polimetal Tbk (Dharma Group), yang melakukan konversi energi pada Selasa, (21/10/2025). Menurut Business Unit Head Dharma Group, Tony Herdian, peralihan ini memberikan manfaat nyata.