Biasanya Anwar bisa menjual minyak goreng kemasan dua dus dalam dua minggu. Tapi kini, hanya satu dus yang bisa terjual. "Biasanya dua dus habisnya dua minggu. Sekarang karena harga minyak goreng naik, cuma habis satu dus aja," katanya.
Anwar menambahkan, harga minyak goreng kemasan yang ia jual naik menjadi Rp20.000 per liter, sebelumnya dibanderol Rp12.000 per liter.
Di tempat yang sama, pedagang minyak goreng, Neli (38) tidak bisa lagi mengambil stok banyak seperti biasanya. Sebelumnya dia bisa mengambil 20-30 dus minyak goreng kemasan untuk dijual. Kini, pihak sales membatasi setiap toko, sehingga dia hanya bisa mendapatkan dua hingga lima dus saja.
"Gara-gara harga minyak goreng kemasan naik, saya jadi ngurangin stok. Biasanya saya ambil banyak, tapi sekarang kan barangnya juga nggak ada dari sales. Paling saya dapatnya dua dus, tiga dus, lima dus itu paling banyak. Sebelumnya saya bisa ngambil 20-30 dus. Soalnya pembelinya juga menurun. Jadi kita mau nyetok banyak barang juga nggak berani," kata Neli.
"Dulu kita ditawari mau pesan berapa. Kalau sekarang nggak bisa, udah dibatasin. Di pasar sini paling banyak dua dus aja jatahnya. Jadi udah nggak bisa lagi semau kita," sambungnya.
Dia juga membeberkan, sebelum kondisi seperti ini, dirinya membeli minyak goreng kemasan di sales kisaran Rp 13.000-14.000 per liter. Namun sekarang, melejit hingga Rp 19.000. Dari harga tersebut, kini Neli menjual seharga Rp 20.000 per liter.
"Dari pabriknya sudah naik. Sebelumnya per liter itu mereka jual Rp 13.000-14.000. Saya jualnya Rp 15.000. Tapi sekarang dari sananya sudah Rp 19.000, saya jualnya Rp 20.000 satu liter," ucapnya.
(Dani Jumadil Akhir)