JAKARTA - SKK Migas membaut roadmap pengelolaan lingkungan industri hulu migas di masa depan. Roadmap dibuat untuk mencapai target produksi migas 2030 dengan tetap mendukung pencapaian target pembangunan rendah karbon (RPK).
Agar perencanaan dilaksanakan secara efektif, saat ini SKK Migas sedang melakukan bench marking dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya untuk melihat potensi strategi untuk mencapai target-target tersebut.
“Saat ini kami sedang melakukan kajian melalui bench marking potensi kegiatan dan strategi yang akan dilakukan. Hasil bench marking akan digunakan untuk menyusun roadmap, sehingga dapat diketahui prioritas utama strategi untuk penurunan emisi karbon dalam rangka peningkatan produksi migas,” kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dalam keterangannya, Selasa (30/11/2021).
Baca Juga:Â Transisi Energi, Menko Airlangga Dorong Perbankan Biayai Proyek Ramah Lingkungan
Dwi menargetkan dalam waktu 3 hingga 4 bulan ke depan, roadmap telah dapat diselesaikan oleh SKK Migas, sehingga lembaga yang dipimpinnya bersama para stakeholder dapat bekerjasama mendukung pelaksanaan program yang akan dilakukan KKKS secara maksimal.
Dwi menyebut, saat ini pihaknya telah memiliki 6 strategi untuk mengawal industri hulu migas di era rendah karbon, yaitu penerapan kebijakan dan regulasi yang dapat mendukung penerapan rendah karbon, pengelolaan energi, zero routine flaring, mengurangi emisi kebocoran, penghijauan dan CCS/CCUS.
Baca Juga: PLN Dapat Suntikan Dana Rp8 Triliun untuk Transisi Energi
Salah satu program, yaitu program penghijauan, telah masuk ke dalam Key Performance Indicator (KPI) SKK Migas. “Sejak tahun 2021, kami sudah memasukkan program penghijauan ke dalam KPI SKK Migas, untuk memastikan realisasi proyek di lapangan. Saya harapkan teman-teman jurnalistik juga dapat meninjau pelaksanaan program penghijauan di KKKS,” ujar Dwi.
SKK Migas juga telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan bp Indonesia untuk mengembangkan proyek Vorwata Enhanced Gas Recovery-Carbon Capture, Utilization and Storage (Vorwata EGR-CCUS) di Papua. Melalui proyek ini, gas CO2 yang diproduksi akan dinjeksikan kembali ke dalam reservoir Vorwata untuk membantu meningkatkan produksi gas.