JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B Pandjaitan memberi garansi langsung kepada investor yang mau menanamkan investasinya di Indonesia. Dirinya pun siap langsung menjaga investasi tersebut.
Luhut juga mengungkapkan bahwa jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sudah turun secara signifikan.
Baca Juga: Menko Luhut ke Investor: Kita Bukan Negara Second Class
“Sejak penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Juli, jumlah kasus Covid di Indonesia mulai turun secara signifikan. Presiden memberikan saya intruksi untuk melaksanakan beberapa program untuk ini,” kata Luhut di Jakarta, Sabtu (4/12/2021).
Kata dia, pandemi yang terjaga ini akan menguntungkan investasi di Indonesia.
Baca Juga: Investasi Luar Jawa Lebih Tinggi, Jokowi: Sudah Mulai Indonesia Sentris
“Kita mampu menangani pandemi ini dengan baik, Negara kita adalah Negara yang baik, Saya berjanji kalau kalian investasi di sini, kita akan menjaganya,” ujarnya.
Lanjutnya, defisit perdagangan alat kesehatan Indonesia terus meningkat dengan defisit perdagangan yang naik hampir 4 kali lipat dari USD 161 juta pada tahun 2013 menjadi USD 531 juta pada tahun 2020.
"Meningkatnya defisit perdagangan disebabkan impor alat kesehatan yang terus meningkat sejak tahun 2015. Selama dua tahun terakhir impor tumbuh dua digit (>10% yov) dan mencapai USD703 juta pada tahun 2020," katanya.
Sementara itu, pertumbuhan ekspor terbatas. Pertumbuhan ekspor sekitar 3-5% yov dalam 3 tahun terakhir dan hanya mencapai USD 171 juta pada tahun 2020.
“Indonesia mengandalkan produk impor sebagian besar untuk alat kesehatan kompleks, sedangkan produk ekspor sangat terbatas. Kita punya segalanya di negara ini. Tapi, hampir seluruh impor alat kesehatan Indonesia terus meningkat, dengan urutan dari tertinggi adalah Electrodiagnosis Devices (USD 87 juta), Ultrasonic Scanning Devices (USD 70 juta), dan Needles, catheters, cannula & more (USD 43 juta),” jelasnya.
Dalam hal ini, diketahui tren kesehatan Global akan memacu pertumbuhan industri perawatan kesehatan. Pasalnya, ada perubahan permintaan konsumen, pertumbuhan kelas menengah, penemuan terapi baru, konsentrasi penyakit & peningkatan pandemi, fokus pada pengendalian biaya, inovasi digital & telemedis.
“Industri kesehatan di Indonesia memiliki potensi besar yakni naiknya pendapatan rumah tangga kelas menengah, dan kampanye perawatan kesehatan universal,” tandasnya.
(Feby Novalius)