JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan adanya pembengkakan anggaran pada proyek blast furnace atau peleburan tanur tinggi milik PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). Pembengkakan atau cost overrun sebesar USD1,4 miliar atau setara Rp20,1 triliun.
Adapun anggaran awal investasi blast furnace hanya di kisaran USD750 juta. Pembengkakan tersebut pun akibat mangkraknya proyek tersebut.
Baca Juga:Â Bos Krakatau Steel Buka-bukaan soal Utang Rp31 Triliun
"Yang tadi (dana) investasi USD750 juta, jadi USD1,4 miliar, akhirnya berat gitu kan," ujar Erick kepada wartawan.
Erick memberi lampu hijau kepada Krakatau Steel untuk melanjutkan proyek peleburan tanur tinggi. Sebelumnya, emiten sudah menghentikan operasional blast furnace sejak 5 Desember 2019 lalu.
Baca Juga:Â Krakatau Steel Cetak Laba Usai 8 Tahun Merugi tapi Terancam Bangkrut, Kok Bisa?
Alasan penghentian karena pabrik tidak mampu menghasilkan baja dengan harga pasar yang kompetitif. Sementara, biaya operasionalnya tercatat tinggi.
Erick menilai industri baja saat ini tengah mengalami tren kenaikan di pasar global. Karena itu, tidak menutup kemungkinan pemegang saham menginginkan KRAS memperbaiki kinerja pabrik yang tercatat kontroversi sejak awal keberadaannya.