JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk diproyeksi mengalami kebangkrutan pada bulan ini. Hal tersebut bisa benar terjadi bila restrukturisasi dan negosiasi berjalan buntu.
Menteri BUMN Erick Thohir mencatat, ada tiga tahap restrukturisasi yang ditempuh pihaknya untuk menyehatkan kinerja keuangan KRAS. Namun kekhawatiran pemegang saham dalam upaya negosiasi itu berakhir gagal.
Baca Juga:Â Bos Krakatau Steel Buka-bukaan soal Utang Rp31 Triliun
"Ada restrukturisasi yang harus dijalankan Krakatau Steel, satu negosiasi ulang dengan Posco ini juga enggak mudah. Tapi memang salah satunya yang sekarang ini krusial, kalau ketiga gagal, kedua gagal, dan pertama gagal maka Desember ini bisa default (bangkrut)" ujar Erick, dikutip Senin (6/12/2021).
Lantas, bagaimana kinerja keuangan KRAS sepanjang 2021 dana aksi korporasi pada 2022?
Dalam arsip pemberitaan MNC Portal Indonesia, hingga Oktober 2021, KRAS membukukan penjualan senilai Rp26,5 triliun. Penjualan ini naik 73,19% dari Rp15,3 triliun dibandingkan periode yang sama 2020.
Baca Juga:Â Erick Thohir Beri Sinyal Proyek yang Merugikan Krakatau Steel Dilanjutkan
Meningkatnya kinerja penjualan itu pum membuat perusahaan mampu mencetak laba bersih sebesar Rp1,05 triliun hingga Oktober 2021.
Pada 2022 manajemen emiten baja pelat merah ini juga membidik pertumbuhan penjualan double digit. Dimana, di targetkan penjualan naik 26%. Selain itu, manajemen juga berusaha melakukan perbaikan di sisi profitabilitas.
Di sisi aksi korporasi, anak usaha KRAS dipastikan akan initial public offering (IPO) di BEI. Pencatatan saham tersebut akan dilakukan oleh anak usaha di sektor kawasan industri.