Terlebih ujung utara Pulau Sumatra itu telah ditetapkan sebagai destinasi prioritas nasional, khususnya kawasan Danau Toba yang kini telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG).
Data BPS menunjukkan jumlah wisatawan mancanegara yang melancong ke Sumatera utara pada tahun 2019 sebanyak 258.822, sementara pada saat memasuki pandemi COVID-19 tahun 2020 hanya mencapai 44.285 orang.
Ario menilai, selain memacu lalu lintas wisatawan baik asing maupun domestik, kemitraan ini juga akan mengerek investasi di Sumatra Utara yang dapat meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Menurut catatan BI, pertumbuhan ekonomi Sumut pada 2022 bisa mengikuti target nasional di rentang 4,7-5,5%, sementara tahun 2021, pertumbuhan ekonomi diprediksi bisa mencapai 3,2-4,0%.
"Investasi masuknya dari perjalanan atau traveling. Jadi dengan Bandara Kualanamu jadi internasional hub akan mendatangkan investasi masuk ke wilayah Sumatra Utara karena potensi yang besar," ujarnya.
Ario menambahkan terpacunya investasi dan pariwisata akan mendorong pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kemitraan AP II bersama GMR Consortium terbentuk melalui perusahaan patungan bernama PT Angkasa Pura Aviasi, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh AP II sebesar 51%.
Angkasa Pura Aviasi akan mengoperasikan Bandara Kualanamu dengan pola kemitraan strategis selama 25 tahun senilai USD6 miliar melalui skema BOT (Build-Operate-Transfer), yang pada akhir kerja sama seluruh aset akan diserahterimakan kembali kepada AP II.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)