Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Tertekan Anjloknya Nasdaq hingga 2,47%

Antara , Jurnalis-Jum'at, 17 Desember 2021 |07:01 WIB
Wall Street Tertekan Anjloknya Nasdaq hingga 2,47%
Wall Street Melemah. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street melemah pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat. Wal Street tertekan anjloknya Nasdaq karena pengumuman Federal Reserve tentang penghentian stimulus era pandemi. Investor pun menjauh dari Big Tech dan menuju sektor yang lebih sensitif secara ekonomi.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 29,79 poin atau 0,08% menjadi 35.897,64 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 41,18 poin atau 0,87% menjadi 4.668,67 poin. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 385,15 poin atau 2,47% menjadi 15.180,43 poin.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor keuangan terangkat 1,21 persen, memimpin kenaikan. Sementara itu, sektor teknologi merosot 2,86 persen, menjadikannya kelompok dengan kinerja terburuk.

Baca Juga: Wall Street Melesat, Indeks S&P Cetak Rekor

Saham-saham teknologi seperti Nvidia, Apple, Microsoft, Amazon dan Tesla terperosok antara 2,6 persen dan 6,8 persen, memukul indeks Nasdaq dan S&P 500, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun tipis.

Sebagian besar saham-saham pertumbuhan kelas berat tersebut telah mengungguli pasar yang lebih luas pada 2021, dengan Nvidia melejit lebih dari 100% tahun ini.

Bank sentral AS menyatakan bahwa pihaknya akan mengakhiri pembelian obligasi pada Maret dan mengisyaratkan kenaikan suku bunga tiga perempat poin persentase hingga akhir tahun 2022.

Baca Juga: Wall Street Melemah Jelang Pertemuan The Fed

Hal itu menyenangkan investor yang semakin khawatir tentang lonjakan inflasi terkait pandemi virus corona. Tetapi pada Kamis (16/12/2021) itu berkontribusi pada aksi jual di saham-saham pertumbuhan.

Indeks value stocks (saham yang harganya di bawah nilai intrinsiknya) S&P 500 naik 0,7 persen, sedangkan indeks saham-saham pertumbuhan turun 2,1 persen, mencerminkan pandangan investor bahwa saham dengan pertumbuhan tinggi cenderung berkinerja buruk ketika suku bunga naik.

Indeks value stocks mencakup saham-saham yang dipandang lebih mungkin berkinerja baik selama pemulihan ekonomi.

"Anda melihat uang keluar dari (saham-saham) pertumbuhan, sebagaimana mestinya. Jika kita memasuki lingkungan di mana suku bunga naik, saham-saham pertumbuhan akan menjadi kurang menarik" kata Pedagang Bright Trading LLC, Dennis Dick, dikutip dari Antara, Jumat (17/12/2021).

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement