Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Melesat, Indeks S&P Cetak Rekor

Antara , Jurnalis-Sabtu, 11 Desember 2021 |07:37 WIB
Wall Street Melesat, Indeks S&P Cetak Rekor
Bursa saham Wall Street ditutup menguat (Foto: Ilustrasi Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Wall Street menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Bursa saham AS kokoh dengan indeks S&P 500 mencatat penutupan tertinggi sepanjang masa.

Wall Street menguat karena pelaku pasar yang mencerna data inflasi yang sejalan dengan ekspektasi, tetapi juga menandai kenaikan tahunan terbesar harga konsumen dalam hampir empat dekade.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 216,30 poin atau 0,60%, menjadi menetap di 35.970,99 poin. Indeks S&P 500 bertambah 44,57 poin atau 0,95%, menjadi berakhir di 4.712,02 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 113,23 poin atau 0,73%, menjadi ditutup pada 15.630,60 poin.

Baca Juga: Wall Street Melemah Jelang Pertemuan The Fed

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah positif, dengan sektor teknologi dan konsumen masing-masing melonjak 2,07% dan 2.0%, memimpin kenaikan.

Semua indeks mengakhiri sesi lebih tinggi dari penutupan Jumat lalu (3/12/2021), dan indeks S&P 500 membukukan persentase kenaikan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 5 Februari, karena meredanya kegelisahan atas varian virus corona Omicron membantu memicu reli luas di awal pekan.

Sebuah laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (10/12/2021) menunjukkan harga konsumen melonjak bulan lalu ke tingkat pertumbuhan tahunan 6,8%, angka tertinggi dalam lebih dari 39 tahun.

Baca Juga: Wall Street Menguat, Pembaruan Vaksin Beri Optimisme

"Tampaknya reaksi hari ini akan menunjukkan pasar mengabaikan angka IHK," kata Chuck Carlson, kepala eksekutif di Horizon Investment Services di Hammond, Indiana. "Pasar selalu melihat ke depan dan mungkin data hari ini merupakan indikasi puncak versus level berkelanjutan."

Inflasi yang persisten karena tantangan rantai pasokan yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa Federal Reserve AS dapat mulai memperketat kebijakan moneter akomodatifnya lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang.

"Jelas, ini terutama didorong oleh masalah rantai pasokan," kata Tim Ghriskey, ahli strategi portofolio senior di Inverness Counsel di New York. "Tapi tampaknya masalah ini bisa mereda, dan seiring waktu kita akan melihatnya menjadi moderat. Dan itu akan menghilangkan akselerator inflasi."

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement