CHICAGO - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat. Harga emas bangkit dari kerugian di dua sesi sebelumnya, didorong melemahnya dolar. Di mana pasar menyoroti kebijakan Federal Reserve AS usai memutuskan mempercepat penarikan stimulus dalam langkah yang diperkirakan secara luas.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange, melonjak USD33,7 atau 1,91% menjadi USD1.798,20 per ounce. Emas di pasar spot juga menguat sekitar 1% menjadi USD1.795,41 per ounce pada pukul 18.42 GMT.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya memperpanjang penurunan ke level terendah satu minggu, membuat emas yang dihargakan dalam dolar AS lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca Juga: Emas Antam Naik Rp3.000 Jadi Rp927.000/Gram
Pengumuman Federal Reserve tentang kebijakan moneter mengindikasikan bahwa Fed akan memangkas program pembelian asetnya sebesar 30 miliar dolar AS per bulan untuk mengakhiri pembelian obligasi pada Maret 2022, dan menaikkan suku bunga tiga kali pada 2022.
Pernyataan hawkish Federal Reserve itu sudah dalam ekspektasi pasar, memberikan pengaruh terbatas pada emas.
"Pasar emas telah mencerna dampak dari percepatan tapering Fed," kata Analis Standard Chartered Suki Cooper, dikutip dari Antara, Jumat (17/12/2021).
Baca Juga: Harga Emas Turun Abaikan Peningkatan Penjualan Ritel AS
Kasus varian Omicron yang meningkat dengan cepat, juga berperan mendorong investor ke safe haven emas.
"Pasar telah fokus pada pengurangan risiko dan data inflasi, tetapi kekhawatiran atas Omicron dan transmisibilitasnya yang berdampak pada mobilitas global dapat mulai mengumpulkan fokus yang lebih besar," katanya.
Mendukung kasus suku bunga yang lebih tinggi, data pada Kamis (16/12) menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS tetap pada level yang konsisten dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat.