JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mampu menghemat anggaran untuk pembayaran gaji mencapai USD10 juta atau setara Rp143 miliar per bulan usai memberhentikan 2.400 karyawan.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menjelaskan, beban gaji turun signifikan hingga 60 persen. Sejak Januari 2020 alokasi anggaran untuk gaji karyawan sebesar USD16 juta per bulan. Namun, berhasil turun hingga di level USD6 juta pada Oktober 2021.
"Sudah terlihat kalau dari sisi cost Januari 2020 USD16 juta per bulan menjadi USD6 juta per bulan, penurunan 60 persen secara signifikan," ujar Irfan dalam konferensi pers, Senin (20/12/2021).
Baca Juga: Garuda Indonesia Pecat 2.400 Karyawan
Efisiensi anggaran juga disebabkan adanya pemangkasan gaji Dewan Komisaris dan Direksi emiten dengan kode saham GIAA itu. Meski begitu Irfan enggan merinci berapa nominal gaji manajemen yang dipangkas.
Tercatat, karyawan Garuda Indonesia yang diberhentikan mencapai 30,56 persen dari total 7.861 karyawan. Persentase tersebut terjadi sejak Januari 2020 hingga November 2021.
Irfan menyebut, saat ini jumlah karyawan maskapai penerbangan pelat merah itu hanya tersisah 5.400 saja. Artinya, ada pemangkasan 2.400 karyawan.