Kenaikan harga telah menghapus selisih kenaikan gaji yang diterima oleh banyak warga Amerika, semakin menyulitkan banyak rumah tangga – terutama keluarga berpendapatan rendah – untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Jajak pendapat menunjukkan inflasi telah mulai menjadi perhatian serius publik, dan isu ini semakin menjadi ancaman politik bagi Presiden Biden dan anggota-anggota Kongres dari Partai Demokrat.
Sebagian besar inflasi masih didorong oleh ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran akibat pandemi. Harga mobil bekas misalnya selama setahun terakhir ini telah melonjak lebih dari 37% karena pembatasan produksi mobil baru akibat kekurangan semikonduktor. Harga mobil baru melonjak sebesar 1% pada bulan Desember, setelah sebelumnya melonjak 11,8% pada tahun lalu.
Biaya pakaian naik 1,7% pada bulan Desember, bulan kedua terjadinya kenaikan tajam – dan naik 5,8% dibanding tahun lalu.
Warga sedikit bernafas lega dengan turunnya harga BBM 0,5% pada bulan Desember, namun harga tersebut masih 50% lebih tinggi dibanding tahun lalu.
Sebagian besar ekonom memperkirakan inflasi akan menurun setelah berlalunya gelombang varian Omicron dan ketika warga Amerika kembali mengalihkan pengeluaran mereka pada layanan seperti perjalanan, makan di luar atau nonton film di bioskop. Hal ini akan mengurangi permintaan pada barang dan membantu mengurangi tekanan terhadap rantai pasokan yang tampaknya masih belum pulih benar. [em/jm]
(Kurniasih Miftakhul Jannah)