Ekspor Indonesia pada Desember 2021 tercatat sebesar USD22,38 miliar, tumbuh tinggi dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya 35,3%. Sepanjang tahun 2021, ekspor meningkat tajam sebesar 41,8%. Pertumbuhan ekspor sepanjang tahun 2021 didorong oleh pertumbuhan yang tinggi baik pada ekspor nonmigas yang tumbuh 41,5%, maupun ekspor migas yang tumbuh 48,7%. “Nilai ekspor secara kumulatif, tercatat sudah lebih tinggi dari masa prapandemi walaupun utamanya didorong oleh peningkatan harga komoditas utama. Ekspor ke depan diperkirakan tetap kuat didukung baik oleh permintaan global maupun faktor harga, meskipun harga komoditas diperkirakan mulai mengalami moderasi”, lanjut Febrio.
Di sisi sektoral, sepanjang tahun 2021 ekspor sektor manufaktur yang merupakan komponen tertinggi dari total ekspor nonmigas tumbuh 35,1%, disusul oleh sektor pertambangan (92,1%), dan sektor pertanian (2,8%). Sementara itu, pangsa pasar ekspor Indonesia masih didominasi oleh Tiongkok, AS, Jepang dan India dengan komoditas utama bahan bakar mineral, lemak dan hewan nabati, serta besi dan baja.
Di sisi lain, impor indonesia tercatat USD21,36 miliar, kembali meningkat dibandingkan bulan sebelumnya dan tumbuh cukup tinggi 47,9% dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Secara kumulatif atau sepanjang tahun 2021, impor juga tumbuh sebesar 38,6% dengan mencatatkan nilai USD196,20 miliar, angka yang sudah melebihi kumulatif impor di tahun 2020. Impor di tahun 2022 diperkirakan semakin menguat dalam rangka mendukung aktivitas domestik yang semakin menguat.
Untuk keseluruhan tahun 2021 pertumbuhan impor nonmigas juga didukung oleh semua jenis penggunaan seperti barang konsumsi (tumbuh 37,7%), bahan baku (42,8%), dan barang modal (20,8%). Peningkatan pada impor bahan baku dan barang modal pada dasarnya mencerminkan adanya peningkatan aktivitas industri dalam negeri, sementara itu impor barang konsumsi akan mengindikasikan adanya peningkatan daya beli masyarakat.
“Kinerja ekspor dan impor Indonesia tahun 2021, memang semakin membaik seiring dengan dukungan pemerintah untuk terus meningkatkan nilai tambah produk ekspor melalui hilirisasi komoditas berbasis sumber daya alam (SDA), serta peningkatan daya saing, tetapi ke depannya kita masih perlu terus mewaspadai dinamika perekonomian global dan domestik yang akan mempengaruhi kinerja neraca perdagangan Indonesia, tutup Febrio.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)