JAKARTA - Neraca perdagangan 2021 mengalami surlpus USD35,3 miliar. Kondisi ini menunjukkan momentum pemulihan ekonomi Indonesia terus terjaga.
Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan, menguatnya kinerja ekonomi kita tidak terlepas dari kerja sama semua pihak dalam menangani pandemi dan mendorong pemulihan ekonomi.
"Namun demikian, ke depan kita perlu terus waspada terhadap berbagai risiko yang ada, termasuk penyebaran varian Omicron," kata Febrio di Jakarta, Selasa (18/1/2022).
Baca Juga: Ekspor Lesu, Neraca Perdagangan Desember 2021 Surplus USD1,02 Miliar
Untuk itu, melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Pemerintah terus berupaya keras melakukan penguatan efektivitas penanganan kesehatan, perlindungan sosial dan dukungan pada sektor usaha untuk menjaga momentum dan keberlanjutan pemulihan ekonomi.
"Percepatan vaksinasi menuju terciptanya kekebalan komunal juga terus dilakukan sekaligus dengan penyediaan booster melalui APBN untuk melindungi seluruh masyarakat agar aktifitas ekonomi terus dapat bergerak," katanya.
Baca Juga: Neraca Perdagangan Desember 2021 Diprediksi Surplus USD3,28 Miliar
Surplus neraca perdagangan pada Desember 2021 tercatat USD1,02 miliar. Meskipun mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, surplus neraca perdagangan Desember 2021 menandai tren surplus selama 20 bulan berturut-turut.
Penurunan surplus pada Desember disebabkan oleh impor yang menguat, terutama karena naiknya permintaan domestik sejalan dengan tren menguatnya aktifitas ekonomi domestik.
"Kinerja neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2021, jauh lebih baik dibandingkan tahun 2020. Bahkan, secara komulatif Januari – Desember yang mencapai USD35,34 miliar, merupakan angka tertinggi selama lebih dari satu dekade terakhir. Aktivitas ekonomi global dan domestik yang membaik, harga komoditas global yang masih relatif tinggi, juga turut menyumbang perbaikan kinerja neraca perdagangan di sepanjang tahun 2021”, jelasnya.