JAKARTA - Sederet tantangan membangun ibu kota negara (IKN) baru Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim). Hal ini diungkapkan Ketua Kelompok Kerja (Pokja) IKN-Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata
Soelaeman mengatakan, ada beberapa kesulitan dalam membangun IKN Nusantara.
"Kalau tantangannya memang banyak, misalnya dari sisi lahan, misal kita lokasinya di mana, sudah ada infrastruktur ke sana, untuk proses logistik mengangkur material pembanguannya," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Jakarta, Minggu (23/1/2022).
Selanjutnya dari sisi kesiapan infrastruktur seperti ketersediaan air baku, listrik, akses jalan untuk mengangkut logistik dan lain sebagainya perlu dibereskan oleh pemerintah terlebih dahulu agar pembangunan yang dilakukan berjalan lancar.
Baca Juga: Daftar Negara yang Gagal Pindahkan Ibu Kota
Sebab struktur tanah di ibu kota baru tersebut kurang bagus untuk menyerap air. Sehingga kebutuhan air harus mengandalkan air dari bendungan dan tidak bisa mengharapkan air tanah. Namun saat ini ketersediaan air baku baru mengandalkan Bendungan Sepaku Semoi.
"Kemudian adalah infrastruktur, jadikan kita membangun harus sudah ada air, listrik, jalanan dan lain-lain, itu kan juga menjadi tantangan, material-material itu kan juga diangkutnya dari luar," katanya.
Sedangkan untuk masalah geologis, dia mengatakan di IKN merupakan jenis tanah kuning yang mengandung lumpur, artinya perlu mengukur juga terhadap bangunan yang akan dibangun.
"Terus dari morfologi itu kan tanahnya bergelombang, padahal kita juga butuh daerah yang agak rata, jadi kemungkinan akan menemukan banyak tantangan, yang bermuara terhadap harga dan waktu" pungkasnya.
Sedangkan untuk pengembang sendiri, dia mengatakan sudah ada pemain besar yang memang sudah lama membangun Balikpapan. Misalnya Agung Podomoro, Ciputra Group, Sinarmas Group dan lainnya.
"Itu sudah sejak lama membangun Balikpapan, itu juga ikut membangun IKN, pengembangan yang berpengalaman," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)