Pembuatan dam air ini tidak mudah karena berada di atas bukit dengan kondisi akses jalan yang terjal dan berlumpur.
“Perjalanan para pekerja untuk sampai di dam tersebut membutuhkan minimal 1,5 jam sekali jalan, sehingga ini merupakan tantangan tersendiri,” jelas Group Leader Community Infrastructure PTFI, Rolly Nelwan.
Sementara itu untuk perbaikan instalasi listrik, PTFI melakukan perbaikan generator kapasitas 550 kVA yang berada di area Banti II.
Perbaikan instalasi listrik mencakup perbaikan semua trafo,
pemasangan tiang listrik, serta perbaikan jaringan listrik di dalam rumah warga.
“Banyak sekali jaringan listrik di dalam dan di luar rumah yang rusak sehingga perbaikan membutuhkan waktu dan biaya yang besar,” tambahnya.
Saat ini warga kampung Waa Banti tidak perlu lagi pakai lilin saat malam hari tiba.
Serta bisa melakukan berbagai aktifitas di malam hari.
Dengan adanya air bersih, masyarakat tidak perlu pergi cukup jauh ke sungai untuk mencuci baju, mencuci tempat makan dan mandi.
PTFI berharap listrik dan air bersih yang telah tersedia di kampung Waa Banti dapat dipergunakan dengan baik oleh masyarakat.
Setelah perbaikan ini selesai dilakukan, PTFI tetap akan melakukan pemeliharan peralatan bekerja sama dengan Kontraktor lokal binaan milik putra asli daerah yakni, PT Makmur Namum dan PT Namor Nin Berdikari Papua.
Untuk pengadaan listrik, PTFI juga berkolaborasi dengan YPMAK (Yayasan Pemberdayaan Masyarakat suku Amungme dan Kamoro).