JAKARTA - Fakta-fakta seputar tukang las untuk mengerjakan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung yang diimpor Indonesia dari China.
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Pungky Sumadi pun sudah memberikan konfirmasi soal tukang las itu yang memang dari China.
Pungky menyebut, kalau proyek kereta cepat Jakarta - Bandung ini masih harus melibatkan tenaga kerja asal China.
BACA JUGA:Tak Disangka! RI Impor Tukang Las Rel Kereta Cepat dari China
Berikut ini yang dirangkum Okezone.com, Kamis (9/2/2022) tentang fakta-fakta tukang las kereta cepat Jakarta - Bandung dari China:
1. Demi menjaga kualitas tinggi
Pungky menjelaskan, kalau pihak mereka sempat alami kebingungan saat pengerjaan.
Alasannya, proyek kereta cepat Jakarta- Bandung itu digandang harus berkualitas tinggi sehingga hasilnya perlu maksimal.
Hal itu yang akhirnya mendatangkan tukang las dari China, demi menjaga kualitas.
2. SDM Indonesia Dinilai belum mampu
Mengenai proses pengerjaan kereta cepat Jakarta - Bandung tersebut, SDM Indonesia dianggap belum mampu untuk menghasilkan kualitas yang diharapkan.
Pungky menyebut, kualitas rel kereta begitu sangat tinggi. Sehingga tak mau jika sampai terjadi hal buruk.
"Setelah kami diskusi dengan mereka ternyata rel yang ada itu adalah rel yang kualitasnya sangat tinggi, tingkat kepadatan maupun campuran besinya dan itu belum mampu diproduksi oleh Krakatau Steel misalnya. Panjangnya pun satu batang itu sekitar 50 meter yang kitapun belum pernah bisa membuatnya," jelasnya.
3. Alat di Indonesia belum ada
Selain karena SDM, alat-alat yang dibutuhkan untuk pengerjaan proyek itu belum dimiliki Indonesia.
"Untuk itu membutuhkan teknik pengelasan dan alat-alat yang berkualitas tinggi yang memang belum kita miliki," bebernya.
BACA JUGA:Harga Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rp150 Ribu-Rp350 Ribu, Balik Modal 40 Tahun!
4. Perbandingan rasio tenaga kerja
Menurut Pungky, rasio tenaga kerja asing kalau dibandingkan dengan pekerja lokal seperti 1:2.800.
Yang artinya, 2.800 pekerja Indonesia dan satunya untuk tenaga kerja asing.
5. TKA di Indonesia mayoritas kerja di sektor teknis
Berdasarkan data dari Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan Suhartono mengatakan, tercatat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir soal TKA yang bekerja di Indonesia.
TKA tersebut mayoritas berada di sektor teknis.
Salah satu pekerjaan mereka untuk pemasangan alat berat.
Itu yang memutuskan untuk memilih tukang las dari China dalam proses pengelasan tersebut.
(Dani Jumadil Akhir)