Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Minyak Kian Mahal Imbas Serangan Rusia ke Ukraina, Tembus USD101/Barel!

Dinar Fitra Maghiszha , Jurnalis-Jum'at, 25 Februari 2022 |13:27 WIB
Harga Minyak Kian Mahal Imbas Serangan Rusia ke Ukraina, Tembus USD101/Barel!
Konflik Rusia-Ukraina. (Foto: Okezone.com/Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Harga minyak mentah terus meningkat hingga mencetak rekor baru. Harga minyak pun tembus USD100 per barel.

Kenaikan harga minyak dipicu kekhawatiran pasar terhadap pasokan global menyusul sanksi Amerika Serikat terhadap Rusia, sebagai eksportir terbesar minyak.

Berdasarkan data New York Mercantile Exchange (NYMEX) hingga pukul 12:48 WIB, minyak mentah Brent kontrak April 2022 naik 2,05%, menjadi USD101,11 per barel, setelah sempat melonjak hingga USD101,89 per barel. Harga Brent kontrak Mei naik 2,35% di USD97,66 per barel.

Baca Juga: Penyebab Perang Rusia-Ukraina, Ini Latar Belakang Konflik Kedua Negara

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bulan April melesat 1,93% menjadi USD94,59 per barel. Sedangkan WTI kontrak Mei sebesar USD92,73 per barel.

Ketegangan politik di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina membuat pasar komoditas minyak mendidih, ditambah sanksi terbaru Amerika Serikat terhadap Rusia.

Serangan di Ukraina menyebabkan harga melonjak menjadi lebih dari USD100 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014 pada Kamis kemarin (24/2). Brent pun sempat menyentuh USD105 per barel, sebelum kemudian tertekan aksi jual pada penutupan perdagangan.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina, 57 Orang Meninggal dan 160 Terluka serta Banyak Warga Melarikan Diri

Serangan bertubi-tubi Rusia di wilayah darat, laut dan udara Ukraina adalah serangan terbesar yang pernah terjadi di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Krisis ini mendorong puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.

"Pembeli di Asia jelas gugup hingga akhir pekan ini. Sentimen ini tentu akan membuat minyak bisa melanjutkan harga lebih tinggi sekali lagi, dibantu oleh ledakan di Kiev," kata Analis senior OANDA, Jeffrey Halley, dilansir Reuters.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement