Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dampak Mengerikan dari Perang Rusia-Ukraina, Ekonomi Berantakan hingga Harga Barang Naik

Feby Novalius , Jurnalis-Minggu, 27 Februari 2022 |07:08 WIB
Dampak Mengerikan dari Perang Rusia-Ukraina, Ekonomi Berantakan hingga Harga Barang Naik
Konflik Rusia-Ukraina. (Foto: Okezone.com/AP)
A
A
A

JAKARTA – Konflik antara Rusia dan Ukraina memberi dampak besar terhadap pemulihan ekonomi dunia. Pasalnya, invasi Rusia terhadap Ukraina membuat inflasi meningkat karena terjadi kenaikan harga komoditas.

Peneliti Indef Eisha M Rachbini mengatakan, konflik Rusia dengan Ukraina memberi dampak khususnya terhadap ekonomi global. Pertama, pemulihan ekonomi dunia post covid, dengan ancaman Inflasi yang telah terlihat di beberapa negara maju (AS, juga Indonesia), dan kenaikan harga komoditas dunia.

“Jika perang berlanjut, pemulihan ekonomi global juga terancam akan lebih rendah dari prediksi awal,” ujarnya, Minggu (27/2/2022).

Baca Juga: Kecam Perang Rusia-Ukraina, Begini Tanggapan Cristiano Ronaldo

Dia mencatat, pertumbuhan ekonomi global diprediksi 4,4% pada tahun ini dan 3.8% pada 2023. Negara maju 3.9% (2022) dan 2.6% (2023) Negara berkembang 4.8% (2022), 4.7% (2021), Asean di 5-5.6% (2022) dan 6% (2023). Indonesia 5.6% (2022) dan 6% (2023).

Di sisi lain, harga komoditas dunia pada 2022 telah mengalami kenaikan. Rusia adalah salah satu produsen dunia minyak bumi dan industri pertambangan seperti nikel, alumunium dan palladium.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Belum Usai, Bagaimana Nasib IHSG Pekan Depan?

Rusia dan Ukraina adalah eksporter utama gandum. Rusia juga produsen kalium karbonat (potash) bahan baku pupuk.

“Risiko perang akan dapat berdampak pada kenaikan harga minyak bumi yang diperkirakan meningkat mencapai lebih dari USD100/barrel (the price of Brent oil) (February 24th, 2022). Sementara harga bahan bakar minyak meningkat di AS dan Eropa sebesar 30%.

Jadi, kata Eisha, jika konflik berkepanjangan, akan berdampak terhadap global supply chain. Di mana supply chain saat ini telah mengalami hambatan logistik akibat Covid-19 yang memicu kenaikan harga komoditas).

“Jika supply komoditas dan logistik pengiriman terhambat, serta infrastruktur utama, seperti Pelabuhan di area Black Sea jika rusak akibat perang, maka negara maju dapat memberikan sanksi banned atas komoditas Rusia. Hal itu pasti akan memperburuk harga komoditas (karena global supply rendah, by excluding Russia natural resources commodity),” ujarnya.

Kemudian berdampak terhadap financial market. Terkait sanksi yang diberikan AS terhadap pemain pasar keuangan dan tech companies Rusia. Harga komoditas meningkat, inflasi, situasi ekonomi global akan merubah skenario the Fed to increase interest rate.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement