Tumanggor menegaskan bahwa produsen menjual biodiesel ke badan usaha bahan bakar minyak dengan harga keekonomian, sejalan dengan ketentuan Kementerian ESDM.
“Jadi biodiesel tidak ada kaitan soal ini. Sekarang, produsen biodiesel dapat upah proses produksi US$ 85. Kalau minyak goreng, dia beli CPO harga pasar,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan membantah tudingan yang menyebut produsen biodiesel kerap mendapatkan insentif dari pemerintah.
"Sesungguhnya, masyarakat yang mendapatkan subsidi karena bisa menggunakan bahan bakar yang lebih bersih seharga solar," katanya.
Paulus mengatakan, selama ini para pengusaha sudah mendapatkan mandat untuk menjual biodiesel di dalam negeri. Namun, Paulus mengakui, harga yang dipatok memang relatif sangat kecil.
"Kita jual ke pemerintah Rp13 ribu. Harga internasional saat ini USD1.615. Dengan kurs sekarang, jadi Rp19.000-an. Kita mau jual ke Singapura atau ke China bisa segitu. Kalau di Indonesia Rp13.000," katanya.
(Feby Novalius)