Selain itu, menurut Mamit, akan kurang elok dan etis jika pengguna kendaraan mewah beralih menjadi konsumen Pertamax atau bahkan Pertalite hanya karena harga BBM non subsidi naik dengan besaran Rp 500 hingga Rp 1.100 per liter.
Mamit juga mengatakan, meskipun harga BBM non subsidi sudah naik, keuangan Pertamina tidak akan terbantu secara signifikan.
"Karena kan konsumsi paling besar Pertalite 47% dan Pertamax 14%, jadi BBM ini yang tentunya berpengaruh kuat. Kenaikan harga ini tidak berdampak signifikan, tapi paling tidak mengurangi beban keuangan mereka d tengah tekanan harga minyak dunia," tuturnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)