JAKARTA - Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Risa E. Rustam mengemukakan bahwa hanya 20% perempuan yang mengisi jajaran manajemen pada 2.200 perusahaan berkapitalisasi tertinggi di negara-negara G20.
Sementara itu, posisi direksi yang diisi perempuan hanya mencakup 5,5% dan 3,5% di level CEO. “Ini menunjukkan perempuan kurang terwakili di seluruh jenjang perusahaan. Situasi yang tidak banyak berubah selama beberapa dekade terakhir,” kata Risa.
Situasi ini diperburuk dengan pandemi yang terjadi.
Laporan McKinsey memperlihatkan bahwa perempuan 1,8 kali lebih rentan kehilangan pekerjaan dibandingkan dengan laki-laki karena kesenjangan di berbagai sektor industri. Sebagian besar perempuan bekerja di sektor yang rentan dengan upah yang lebih rendah.
Di sisi lain, partisipasi perempuan di usia produktif dalam angkatan kerja cenderung masih rendah.
Risa mengatakan, hanya sekitar 54% perempuan usia produktif yang bekerja, sementara keikutsertaan laki-laki mencapai 82% mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS).
“Angka ini tidak banyak berubah dalam 20 tahun terakhir meskipun ada perbaikan tingkat pendidikan perempuan di Indonesia. Namun hal ini tidak memberikan kesempatan kepada perempuan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” lanjutnya.