NEW YORK- Dolar AS menguat pada akhir perdagangan Jumat atau mencapai level tertinggi dalam lima tahun terhadap safe-haven yen. Sedangkan mata uang terkait komoditas merosot setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ada beberapa kemajuan dalam pembicaraan antara Moskow dan Ukraina.
Putin mengatakan, pertemuan dengan timpalannya dari Belarusia Alexander Lukashenko bahwa ada perubahan positif tertentu dalam negosiasi dengan Ukraina dan bahwa pembicaraan berlanjut secara praktis setiap hari.
Baca Juga:Â Euro dan Rubel Anjlok Akibat Invasi Rusia ke Ukraina
Invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus", telah mengguncang pasar, menyebabkan volatilitas harga-harga komoditas dan mengancam prospek pertumbuhan ekonomi global.
Dolar pun awalnya turun di tengah berita itu, tetapi kemudian secara bertahap menguat dan terakhir naik 0,76% terhadap sekeranjang enam mata uang global di 99,11. Indeks berada di jalur untuk kenaikan 0,56 persen untuk minggu ini, menyusul kenaikan 2,0 persen minggu lalu, yang merupakan persentase kenaikan mingguan terbesar sejak April 2020.
Greenback mencapai tertinggi lima tahun terhadap yen Jepang, yang turun 1,03% pada 117,32 yen.
Baca Juga:Â Dolar AS Melesat, Investor Hitung Dampak Invasi Rusia ke Ukraina
“Ketika orang melihat ekonomi mana yang siap untuk menangani tekanan inflasi yang meluas, ekonomi AS terlihat seperti akan menjadi yang terbaik dan itulah mengapa Anda melihat dolar bekerja dengan baik terhadap yen dalam penghindaran risiko ini," kata Analis Senior Oanda, Ed Moya, dikutip dari Antara, Sabtu (12/3/2022).
Dolar juga telah didukung oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan mulai menaikkan suku bunga pada akhir pertemuan kebijakan 15-16 Maret, karena inflasi yang memanas.
Sementara bank sentral AS pasti akan menaikkan suku bunga, bank sentral Jepang, yang juga mengadakan pertemuan kebijakan minggu depan, akan tetap menjadi pengecualian.