JAKARTA - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mengalami penurunan. Harga CPO kontrak April 2022 tertekan -176 poin atau -2,54% di MYR6.748 per ton, sementara kontrak Mei 2022 merosot -3,23% di MYR6.155 per ton, demikian menurut harga di Bursa Derivatif Malaysia Selasa (15/3) hingga pukul 13:06 WIB.
Pergerakan yang mulai melandai ini merupakan imbas dari bertambahnya produksi di pasaran. Technical Analyst Reuters Wang Tao memprediksi harga CPO dapat semakin tertekan hingga di level MYR5.744 per ton.
"Minyak sawit mungkin dapat menguji supportnya di 6.104 ringgit per ton, jika tembus maka berpeluang untuk bergerak ke bawah level ini dan jatuh menuju 5.744 ringgit, kata Wang Tao, dikutip dari Reuters, Selasa (15/3/2022).
Penurunan Harga CPO Malaysia terjadi sejalan dengan jatuhnya harga minyak nabati sejenis lainnya yang diperdagangkan di sejumlah bursa.
Seperti kontrak minyak kedelai Dalian Commodity Exchange China anjlok -1,3%, dan CPOnya turun -2,6%. Adapun harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga turun -1,1%.
Secara fundamental, penurunan harga diprediksi akan terbatas mengingat ancaman di sejumlah negara konsumen dapat mengganggu permintaan.
China yang merupakan konsumen besar minyak nabati melaporkan lonjakan tajam lonjakan kasus infeksi covid harian mereka pada Selasa (15/3). Terdapat kasus baru lebih dari dua kali lipat dari sehari sebelumnya.