Hary Tanoesoedibjo Sebut Luhut Arsitek Ekonomi RI: Pencapaian Ekspor hingga Surplus Neraca Dagang
JAKARTA — Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo memuji pencapaian investasi hingga pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19.
Menurutnya, pemerintah melalui kementerian yang ada di bawah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan terus mendorong percepatan berbagai sektor sehingga investasi lebih baik.
Baca Juga: MNC Group Investor Forum 2022 Trending Topic di Twitter
“Jadi Pak Luhut ini sangat luar biasa yah. Saya dengar beliau adalah arsitek dari pada sejumlah pencapaian dan sekarang sudah kelihatan mulai dari ekspor, neraca perdagangan juga surplus dan terus berkembang. Saya kira dengan ini resource kita juga masih banyak dengan ini,” kata Hary Tanoesoedibjo, dalam Acara MNC Group Investor Forum 2022 secara Virtual, Kamis(17/3/2022).
Investasi ke depan, lanjutnay dapat didukung dan pemanfaatan sumber daya manusia dengan sejumlah terobosan yang melibatkan sejumlah pelaku UMKM.
“Saya kira nanti Pak Luhut mungkin ada yang disampaikan terkait terobosan sejumlah inovasi, dan jadi parameter yang bisa mengangkat pelaku UMKM investasi mungkin khususnya kelas bawah nelayan, petani,” tambahnya.
Sementara itu, Menko Luhut memaparkan soal program perikanan Blue hello ice yang nanti akan dilaunching di G20. Hal ini dapat menciptakan lapangan kerja dan merambah pada pelaku UMKM.
“Misalnya juga kita punya LKPP, nanti akan ada Rp400 triliun, kita juga akan lakukan maksimalisasi dengqn e-katalog dan anak-anak indonesia juga bisa memaksa untuk berinovasi dengan terobosan-terobosan yang membuat perusahaan kecil itu masuk dari daerah ke pusat,” urainya.
“Jadi nanti makin banyak juga yang akan terus kita rangkul, semua kalangan bisa berinvestasi dan bisa menjadi nilai lebih. Saya kira ukuran kita Pak Hary lebih pintar lah Rupiah kita masih sangat stabil. Dan kita lihat pergerakannya ini sangat bagus sekali ini kan lita lihat 6 bulan itu masih pede ini data dan ini hasil dari hilirisasi,” pungkasnya.
(Feby Novalius)
