Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Indah Kiat (INKP), Emiten Kertas Milik Konglomerat Eka Tjipta Raup Laba Rp7,5 Triliun

Agregasi Harian Neraca , Jurnalis-Rabu, 06 April 2022 |13:05 WIB
Indah Kiat (INKP), Emiten Kertas Milik Konglomerat Eka Tjipta Raup Laba Rp7,5 Triliun
Indah Kiat raup laba Rp7,5 triliun. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) membukukan laba bersih senilai USD527,07 juta atau setara Rp7,53 triliun atau naik 79,25% dibandingkan tahun 2020 yang terbilang USD294,05 juta. (kurs Rp14.300 per USD)

Di mana inimendongkrak laba per saham dasar menjadi USD0,09634, Padahal pada akhir tahun 2020 hanya USD0,05375.

Diketahui, informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan telah audit di Jakarta, Selasa (5/4/2022).

Untuk data penjualan bersih tumbuh 17,7% menjadi USD3,516 miliar yang ditopang penjualan ke luar negeri yang tumbuh 16,8% menjadi USD1,939 miliar.

 BACA JUGA:Laba Bersih Archi Indonesia Turun 39% Jadi USD75,1 Juta, Ini Biang Keroknya

Adapun penjualan ke dalam negeri tumbuh 19,4 persen menjadi USD1,532 miliar. Walau beban pokok penjualan membengkak 7,7 persen menjadi USD2,288 miliar, tapi laba kotor naik 42,45% menjadi USD1,228 miliar.

Pada aset perseroan tumbuh 5,6% menjadi USD8,978 miliar yang ditopang kenaikan saldo laba belum ditentukkan penggunaanya sebesar 24,4% menjadi USD2,536 miliar.

Lalu, Analis BNI Sekuritas, Mikhail Johanes dalam risetnya pernah mengatakan, meredanya krisis energi di China telah membawa sinyal positif bagi harga komoditas global, termasuk pulp.

"Apabila gangguan pasokan menjadi normal dan harga turun, kami memperkirakan top line INKP tetap kuat karena lonjakan permintaan dari kemasan kertas dan produk tisu," jelasnya.

Sebagai informasi, katalis datang dari pengenaan cukai kantong plastik. Sebagaimana diketahui, pada akhir 2021 Pemerintah Indonesia menargetkan penerimaan cukai dari kantong plastik sebesar Rp1,9 triliun pada APBN 2022.

Mikhail menjelaskan, ini akan menguntungkan produsen kertas seperti INKP, karena pihaknya melihat tren kemasan akan bergerak menuju kemasan kertas dan produk daur ulang lainnya.

Dia menyebut kalau melihat masih ada sentimen negatif yang dapat berdampak ke kinerja INKP pada 2022.

Artinya, sentimen tersebut adalah gangguan rantai pasokan akibat kurangnya kontainer kargo dari kemacetan pelabuhan.

“Hal ini dapat membuat biaya pengiriman yang lebih tinggi dan menghambat laba perusahaan," ungkapnya.

Tapi, dia memastikan kalau biaya pengiriman menjadi normal di 2022, menurutnya hal ini akan menjadi pertanda baik bagi keuntungan produsen meskipun terdapat tekanan harga pulp.

"Dalam pandangan kami, jika harga pulp turun, produsen kertas masih dapat mempertahankan profitabilitas mereka karena lonjakan permintaan untuk kemasan dan tisu sangat berbeda," jelasnya.

Untuk data sebelumnya, perseroan berencana mencari dana segar hingga Rp3,26 triliun dengan menerbitkan surat utang. Dimana perseroan akan menerbitkan obligasi berkelanjutan II Indah Kiat Pulp & Paper tahap III tahun 2022.

Lewat instrument itu, perseroan menerbitkan jumlah pokok obligasi sebesar Rp1,98 triliun. INKP akan menerbitkan dalam tiga seri utama.

Ada seri A dengan tenor 370 hari atau jatuh pada 6 Maret 2023 memiliki kupon 6 persen. Besaran yang ditawarkan mencapai Rp707,97 miliar.

Dilanjut dengan seri B sebesar Rp1,07 triliun memiliki kupon 8,75 persen dengan tenor selama 3 tahun. Terakhir, seri C dengan jumlah Rp203,55 miliar memiliki kupon 9,25% dengan tenor selama 5 tahun.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement