Meski demikian, ia tak memungkiri terdapat sejumlah risiko rambatan dari kondisi global yang akan berpotensi mempengaruhi kinerja perekonomian dalam negeri.
Hal itu seiring eskalasi perang Ukraina dan Rusia yang telah menahan ekspektasi positif terhadap pemulihan ekonomi global seiring meredanya COVID-19.
Perbaikan ekonomi global pun akan mengalami tekanan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya disertai volatilitas pasar keuangan yang meningkat.
Oleh sebab itu, Sri Mulyani menegaskan APBN akan terus melakukan respon secara aktif dan memposisikan menjadi shock absorber dalam mengantisipasi dan menghadapi gejolak serta tekanan global yang berlangsung.
“APBN menjadi shock absorber dengan memberikan dukungan stabilitas harga dan mendukung daya beli termasuk kelompok paling rentan melalui bansos,” tegasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)