Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Warga Demo di Jalan, PM Sri Lanka: Setiap Detik Protes, Kami Kehilangan Dolar

Tim Okezone , Jurnalis-Jum'at, 15 April 2022 |11:09 WIB
Warga Demo di Jalan, PM Sri Lanka: Setiap Detik Protes, Kami Kehilangan Dolar
Perdana Menteri Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa. (Foto: NDTV)
A
A
A

Dia juga mengatakan bahwa krisis yang sedang berlangsung tidak akan diselesaikan dalam satu atau dua hari.

Dia menjelaskan bahwa pemerintah akan mengambil semua langkah untuk menyelesaikan krisis ini.

"Tanggung jawab kami melalui mandat rakyat adalah untuk memastikan bahwa keputusan diambil untuk tidak menghancurkan sistem pemerintahan demokratis di negara ini. Kami bekerja menuju tujuan itu," ungkapnya.

Dari data Daily Mirorr, pidato itu datang pada saat pemerintah menghadapi protes di seluruh dunia yang meminta PM dan oresiden untuk mundur karena situasi ekonomi yang memburuk di negara tersebut.

Warga Sri Lanka terus memprotes pemerintah saat negara itu menghadapi krisis ekonomi.

"Protes ini tidak akan berakhir sampai pemerintah ini dijatuhkan. Kami akan tinggal di sini selama berbulan-bulan, bertahun-tahun. Ini bukan tentang satu keluarga tetapi seluruh sistem yang korup," kata seorang pengunjuk rasa sebelum pidato.

Sebelumnya, di tengah krisis ekonomi yang sedang berlangsung di negara itu, sebelas sekutu koalisi pemerintah Sri Lanka dan kelompok independen mantan anggota parlemen partai yang berkuasa yang dipimpin oleh Anura Priyadarshana Yapa pada hari Jumat menulis kepada Presiden Rajapaksa meminta pemecatan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa dan penunjukan kabinet baru di bawah PM baru.

Surat itu juga meminta presiden untuk bekerja dengan perdana menteri dan kabinet yang ditunjuk dan mengadakan pemilihan dalam waktu yang terbatas.

 BACA JUGA:Krisis Utang dan Inflasi, Sri Lanka di Ambang Kehancuran Ekonomi

Kini, Sri Lanka sedang berjuang melawan krisis ekonomi yang parah dengan kelangkaan makanan dan bahan bakar yang mengakibatkan protes besar-besaran atas penanganan pemerintah terhadap situasi tersebut.

Diketahui, setelah ekonomi anjlok karena pandemi Covid-19 menyebabkan sektor pariwisata hancur.

Sri Lanka juga menghadapi kekurangan devisa, yang mempengaruhi kapasitasnya untuk mengimpor makanan dan bahan bakar.

Kekurangan barang-barang penting memaksa Sri Lanka untuk mencari bantuan dari negara-negara sahabat.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement