Beliau dan sang paman melakukan perjalanan bisnis ke beberapa negara yaitu Syiria, Jordan dan Lebanon. Nabi cukup cerdas untuk menangkap bahwa peluang bisnis yang berkembang dengan pesat di sana adalah perdagangan.
Sebab tanah kota Makkah secara geologis cukup keras sehingga sulit untuk bercocok tanam. Maka peluang menjadi pengusaha lebih besar daripada menjadi petani. Kejelian inilah yang membuat Nabi menekuni bidang perdagangan.
Sebenarnya tak heran jika dalam diri Nabi Muhammad bergelora jiwa bisnis, sebab latar belakang keluarga beliau sendiri sebenarnya adalah pebisnis.
Bukan sekadar pebisnis biasa, namun juga pebisnis kuat dan sukses. Sejarah mencatat, empat orang putra Abdul Manaf (kakek-kakek nya) adalah pemegang izin kunjungan dan jaminan keamanan dari para penguasa dari negara-negara tetangga seperti Syiria, Irak, Yaman, dan Ethiopia. Mereka dapat membawa kafilah- kafilah bisnis ke berbagai negara tersebut secara aman dan lancar.
(Feby Novalius)