Lanjut Arifin, membangun pembangkit yang ramah lingkungan merupakan wujud komitmen Indonesia terhadap energi bersih kepada dunia internasional dengan target Net Zerro Emmison pada tahun 2060.
"Indonesia akan berupaya mencapai target Net Zerro Emission ditahun 2060, yang artinya akan ada 1,5 Giga Ton CO2 yang harus kita lenyapkan dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan pemanfaatan energi baru terbarukan yang kita ketahui semua," katanya.
BACA JUGA:Menteri ESDM Sidak BBM di SPBU Jalan Tol Mudik, Masih Aman?
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menambahkan terkait dengan pembangunan pembangkit yang lebih ramah lingkungan, PLN akan melaksanakan pembangunan pembangkit sesuai dengan RUPTL yang ada dengan meningkatkan komposisi pembangkit EBT 51,6% dengan mengurangi porsi pembangkit batubara yang mengeluarkan emisi besar.
Selanjutnya, Darmawan menegaskan, untuk meningkatkan kapasitas listrik nasional diperlukan investasi dan teknologi.
PLN tidak mungkin menanggung itu semua, karena itu diperlukan kolaborasi dengan produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) seperti PLTGU Riau.
"Pengoperasian PLTGU Riau 275 MW yang masuk dalam proyek 35 ribu MW ini menjadi bukti keberhasilan kolaborasi strategis antara PLN dengan produsen listrik swasta dalam penyediaan listrik nasional. Ini merupakan hari bersejarah, di mana kita semua dalam proses tiga tahun ini telah bersama-sama dan berkolaborasi hingga pembangunan PLTGU telah berhasil dituntaskan dan kini bisa beroperasi," bebernya.
Selain dapat melistriki 340 ribu pelanggan rumah tangga dengan daya 900 VA, hadirnya PLGTU ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat serta menjadi titik awal untuk mengoptimalkan potensi daerah.
"PLTGU ini beroperasi tentu listrik semakin andal dan berkualitas. Itu artinya PLN semakin siap menyambut masuknya investor dan siap memenuhi peningkatan konsumsi listrik masyarakat ke depan," terangnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)