JAKARTA – Miliarder Forrest Li pendiri dan CEO Sea Ltd (induk Shopee dan Garena) mengalami kerugian pada kuartal pertama. Hal ini karena kerugian di platform e-commerce Shopee meluas dan pengeluaran melonjak.
Raksasa e-commerce dan game yang berbasis di Singapura melaporkan pada Selasa bahwa kerugian bersihnya pada kuartal pertama yang berakhir Maret meluas menjadi USD580 juta atau setara Rp8,46 triliun (kurs Rp14.600 per USD) dari USD422 juta.
Sementara, pendapatan keseluruhan naik 64% menjadi USD2,9 miliar, biaya operasional perusahaan melonjak 68% menjadi USD1,7 miliar sebagian besar karena biaya pemasaran yang lebih tinggi serta pengeluaran penelitian dan pengembangan, kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.
Kerugian yang semakin besar terjadi ketika Sea mengkonsolidasikan operasi e-commerce menyusul dorongan ekspansi global yang agresif dalam beberapa tahun terakhir.
Pada bulan Maret, Sea menarik diri dari India dan Prancis untuk fokus pada pasar utama di Brasil, Asia Tenggara, dan Taiwan. Sementara pendapatan e-commerce naik 64% menjadi USD1,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya, kerugian operasional Shopee meningkat 77% menjadi USD810,6 juta.
“Dalam dua tahun terakhir, kami berhasil menavigasi ketidakpastian utama yang dibawa oleh pandemi untuk menangkap peluang pertumbuhan signifikan yang disajikan kepada kami di semua bisnis,” kata Li dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Forbes, Kamis (19/5/2022).
“Saat kami memasuki periode baru, kami menyadari bahwa tren makro dan ketidakpastian saat ini dapat memengaruhi kawasan kami dan dunia dalam waktu dekat hingga jangka menengah,” lanjutnya.