JAKARTA - Membuat versi digital resmi dolar AS dapat membantu memastikan stabilitas sistem keuangan karena aset kripto dan mata uang digital yang dikembangkan oleh negara lain menjadi semakin populer, Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard mengatakan pada Rabu (25/5/2022).
"Saat kami menilai sistem keuangan digital masa depan, adalah bijaksana untuk mempertimbangkan bagaimana mempertahankan akses publik yang siap untuk uang bank sentral yang aman, mungkin melalui analog digital dari penerbitan mata uang fisik Federal Reserve," kata Brainard dalam kesaksian yang dirilis sebelum penampilannya tentang masalah ini di hadapan Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Kamis waktu setempat.
"Kami menyadari ada risiko tidak bertindak, sama seperti ada risiko bertindak," katanya.
Pembuat kebijakan Fed tetap terpecah tentang perlunya mata uang digital bank sentral (central bank digital currency-CBDC) dan baru saja menyelesaikan periode konsultasi publik tiga bulan untuk meminta umpan balik tentang gagasan tersebut.
The Fed juga telah mengindikasikan tidak akan meluncurkannya tanpa dukungan yang jelas dari Gedung Putih dan anggota parlemen.
Itu menempatkannya di belakang rekan-rekan bank sentral global utama lainnya, termasuk Bank Sentral Eropa (ECB), Bank Sentral Jepang (BoJ) dan Bank Sentral Inggris (BoE), pada proses kemungkinan adopsi. China saat ini sedang menguji coba CBDC-nya sendiri dan secara total sembilan negara telah meluncurkan satu dan 87 negara lainnya sedang menjajaki opsi tersebut, menurut Dewan Atlantik.