Silmy mencatat, dengan pengalaman, sumber daya, teknologi, akses supply chain serta nama besar yang dimilikinya, Baowu Steel Group Zhongnan akan menjadikan fasilitas pabrik Blast Furnace bisa beroperasi dengan kinerja yang baik dan dengan biaya yang kompetitif.
Kerja sama selanjutnya adalah pengembangan produksi produk billet (semi finished product) seperti produk baja kategori long product seperti steel bar, section, H Beam, I Beam, dan lainnya.
Sehingga nantinya mampu mensubstitusi produk-produk baja long product yang selama ini harus dipenuhi melalui impor.
BACA JUGA:Dirut Krakatau Steel Yakin Utang KRAS Menyusut Jadi Rp17,5 Triliun
“Dengan adanya penguatan industri hulu di Indonesia, kami meyakini Krakatau Steel akan semakin kompetitif dan menguatkan posisinya di industri baja domestik dan regional dengan tetap menghadirkan produk baja berkualitas baik,” ucapnya.
Sebelumnya, pria juga menjabat sebagai Chairman Asosiasi Besi dan Baja Asia Tenggara (SEAISI) itu mengutarakan ada lima investor asing yang berminat berinvestasi di pabrik besi baja. Komitmen kerja sama ini akan direalisasikan pada 2022 ini.
Meski begitu, Silmy enggan merinci lebih jauh asal negara dari lima strategic partner tersebut.
Menurutnya, kelima investor ini merupakan perusahaan kenamaan di Asia.
(Zuhirna Wulan Dilla)