JAKARTA - The Fed berencana menaikan suku bunga acuannya lagi. Kebijakan Bank Sentral AS tersebut pun akan memberikan dampak signifikan terhadap dunia termasuk Indonesia.
Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, pemerintah harus mempersiapkan segera mempersiapkan diri. Pasalnya kenaikan suku bunga ini akan mengganggu pertumbuhan perekonomian Indonesia.
"Situasi ini bisa berdampak terhadap pemulihan ekonomi indonesia yang ditargetkan tumbuh 5% bisa terkoreksi bahkan bisa kembali minus, kita harus mempersiapkan dari gelombang adanya instabilitas monter secara global," jelasnya kepada MPI, Rabu (8/6/2022).
Baca Juga: Menko Airlangga-Menperin Bertemu Bos Coca-cola, Bahas Apa?
Menurutnya, pemerintah harus all out terhadap berbagai upaya agar fiskal ini bisa menjadi bantalan. Upayanya seperti dengan menggelontorkan subsidi energi secara masif, menambah alokasi subsidi energi, subsidi pangan, serta bantuan pupuk kepada para petani.
"Dengan begitu baik inflasi energi maupun inflasi dari pangan bisa terjaga sampai akhir tahun sampai pemulihan daya beli masyarakat di Indonesia pulih seperti pra pandemi," ucapnya.
Baca Juga: Menko Airlangga Waspadai 5 Ancaman yang Guncang Ekonomi RI
Bima mengatakan upaya selanjutnya bisa dilakukan dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor. Karena transmisi dari resesi ekonomi di amerika serikat akan menjalar ke nilai tukar dan akan membuat barang" impor terutama impor pangan akan menjadi lebih mahal.
"Jadi ini adalah kesempatan untuk mendorong produktifitas pangan di dalam negeri sehingga ketergantungan terhadap impor bisa ditekan," ucapnya.