Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jumlah PHK Giant hingga Garuda Indonesia Lebih Besar Dibanding Startup

Feby Novalius , Jurnalis-Rabu, 08 Juni 2022 |19:31 WIB
Jumlah PHK Giant hingga Garuda Indonesia Lebih Besar Dibanding Startup
Ilustrasi PHK. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali menyebut kalau jumlah PHK karyawan startup masih kecil. 

Prof Rhenald membandingkan kalau jumlah karyawan Giant dan Garuda Indonesia yang terkena PHK jauh lebih besar.

"Itupun masih kecil dibanding jumlah karyawannya di di dunia. Sudah lupakah kita dengan Garuda Indonsia PHLK 6.600 karyawan. Kemudiaan ada pabrik mobil DFSK, Aibnb 1.900 PHK. Kemudian Giant," ujar Prof Rhenald dalam akun YouTubenya, Rabu (8/6/2022).

 BACA JUGA:Startup PHK Massal, Dana Bakar Duit Habis?

Dia pun menjelaskan kalau Unilever mem-PHK 2.500 pekerja di seluruh dunia.

Dia menegaskan dari ata tersebut bisa dilihat bahwa sebenarnya bukan hanya startup yang melakukan PHK.

Tapi semua perusahaan melakukan PHK bahkan jumlahnya lebih besar.

"Jadi mereka survive maka mereka pantas mengurangi sejumlah lini usaha. Yang melakaukan PHK ada perusahaan-perusahaan yang ingin menyehatkan kembali dirinya," jelasnya.

Dia menambahkan bahwa startup sedang berada dalam fase bubble burst tidak tepat. Pasalnya tidak semua startup mengalami masalah dan ternyata ada startup yang ternyata tumbuh.

"Berapa karyawan kena PHK atau perusahaan melakukan restrukturisasi sebagai penajaman bisnsi. Seperti Gojek menutup lini bisnis Go Massage, Go Clean. Apakah Gojek berakhir dengan menutup itu? Apakah investornya mundur, kan tidak," tambahnya.

Menurutnya setelah dua lini bisnis Gojek tersebut dihilangkan, sekarang perusahaan terus berkembang dan bahkan sudah Go Public. Tentu, katanya, penghilangan lini bisnis ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan.

"Jadi perjalanan sebuah usaha harus dibaca dengan hati-hati," imbaunya.

Dia juga ikut menyoroti Line yang melakukan PHK 80 orang.

Sedangkan perusahaan membantah kabar tersebut dengan menyampaikan menutup bidang usaha tertentu dan fokus pada alat pembayaran.

"Apakah nanti alat pembayaran sukses belum tentu juga. Tapi dia harus melakukan berbagai upaya supaya dia bisa bermigrasi, kalau tidak berhasil baru menemukan kegagalan," tegasnya.

Sementara ada TaniHub yang juga melakukan PHK, padahal hanya menutup 2 gudang di Bali dan Bandung karena tidak efisien lagi. Jadi, TaniHub mengalihkan bisnis dari B2C jadi B2B.

Adapun JD.ID yang juga mengurangi jumlah pekerjanya.

Meskipun JD.ID membantah tidak melakukan PHK tapi melakukan improvisasi.

"Link Aja juga mengatakan hanya mengurangi ratusan, tapi beritanya bombastis sekali," cetusnya.

Dia menyampaikan kembali kalau PHK startup tak sebanding dengan besarnya korban PHK karena pandemi.

Diketahui, Kementerian Keuangan mencatat lebih besar lagi jumlah orang terdampak mencapai 5 juta.

"Menurut Kadin disebutkan 15 juta orang terdampak pandemi. Jadi ini jumlahnya lebih banyak lagi," pungkasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement